BONTANG – Manajemen RSUD Taman Husada langsung membuat kebijakan setelah meninggalnya seorang bocah pasien dengan hasil tes cepat reaktif Covid-19. Salah satunya menutup ruang instalasi gawat darurat (IGD) selama 14 hari.
Plt Dirut RSUD Taman Husada I Gusti Made Suhardika mengatakan, upaya ini sesuai dengan protokol dari World Health Organization (WHO). Akan tetapi tidak lantas tidak menerima pasien dalam kondisi gawat. Sebab pasien dengan kategori ini bisa mendapatkan perawatan. Tempatnya di sebagian ruangan poli rawat jalan. “Jadi kami buka IGD sementara,” ucapnya.
Imbas dari pergeseran ini sejumlah poli ditutup sementara. Rumah sakit hanya membuka lima poli rawat jalan. Yakni penyakit dalam, saraf, jantung, jiwa, dan paru dengan pembatasan kunjungan pasien. “Tiap harinya hanya membuka 20 pasien per poli,” tutur dia.
Ia mengimbau bagi pasien yang mengalami keluhan tidak bersifat darurat untuk memeriksakan diri ke rumah sakit swasta di Kota Bontang. Sebab perawatan inap hanya tersedia di Ruang Edelweis. Sementara Ruang Seruni digunakan untuk penanganan Covid-19. Dan Ruang Wijaya Kusuma dan Cempaka untuk isolasi tenaga medis yang menangani pasien terpapar virus.
Baca Juga: Ini Kronologi Meninggalnya PDP Usia 8 Tahun di Bontang
Senada, Rumah Sakit Islam Bontang (RSIB) bakal menutup ruangan IGD dan perawatan inap bagi pasien baru. Sementara pasien yang saat ini sedang menjalani rawat inap akan tetap terpantau oleh petugas medis.
Direktur Utama RSIB Hari Prasetya mengatakan, keputusan yang diambil ini cukup berat. Mengingat otomatis pemasukan bagi rumah sakit berkurang. “Ini langkah preventif. Kalau bicara pendapatan pasti drop sekali,” kata Hari.
Menurutnya, sebagian poli rawat jalan tetap dibuka. Namun ada pembatasan jumlah pasien tiap harinya. Penutupan berlaku bagi poli gigi dan THT. Mengingat penularan Covid-19 ternyata bisa melalui aerosol. “Sedangkan poli yang dibuka masih dalam pembahasan internal manajemen RSIB,” ujarnya.
Di sisi lain, meninggalnya pasien tersebut diwarnai dengan disebarnya data petugas medis yang menangani pasien. Khususnya di Rumah Sakit Islam Bontang (RSIB), tempat pasien pernah merawat si pasien.
Hari Prasetya mengaku kaget kala data petugas medis yang menangani pasien dengan hasil rapid test positif meninggal justru tersebar. Ia mengaku sebelumnya mendata dokter maupun perawatan untuk diserahkan kepada Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19. “Saya kaget kok tulisan itu sudah tersebar di media sosial,” kata dr Hari.
Baca Juga: PDP Meninggal Pasca Dirujuk dari RSIB, Ini Penjelasan Manajemen
Ia pun telah mengambil kebijakan untuk merumahkan petugas medis yang terdata. Akan tetapi, Hari enggan untuk menyebut berapa jumlahnya. Meskipun demikian, tenaga medis yang terdata masih memperoleh hak yaitu gaji bulanan. “Menurut saya ini pahit, tetapi safety harus jadi nomor satu,” ucapnya.
Pihaknya telah mengajukan permintaan untuk melakukan tes cepat bagi tenaga medis. Sembari menunggu hasil pemeriksaan swab pasien keluar. “Saya sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memeriksa semua dokter dan perawat yang terdata,” sebutnya.
Pembatasan waktu kerja pun turut diberlakukan. Bahkan, pihak rumah sakit mengatur jam kerja khusus. Termasuk dengan jajaran manajemen. “Manajer jam kerjanya saya kurangi dari pukul 08.00-12.00 Wita tiap hari. Bahkan ada yang gantian. Hari ini kerja, besok tidak,” tutur dia.
Diketahui, data yang tersebar ada nama dari 7 dokter, 19 perawat, 4 petugas poli, 1 petugas IGD, 5 pegawai customer services, 4 pegawai pantry, 10 petugas laboratorium, 2 petugas apotek, 2 petugas di radiologi, 1 sopir, dan 1 petugas di High Care Unit (HCU).
Berbeda, Plt Dirut RSUD Taman Husada I Gusti Made Suhardika mengatakan, tenaga medis yang sempat menangani pasien tetap bertugas. Dengan melakukan self monitoring. Di mana, dalam tujuh hari ke depan seluruh petugas itu bakal menjalani tes cepat. Jeda waktu ini untuk menunggu terbentuknya antibodi.
“Tetap bekerja karena belum tentu semua kena. Kalau ada gejala baru diperiksa,” kata dokter spesialis anak itu. (*/ak/rdh/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post