Bulan Ramadan memang bulan penuh berkah. Selain beribadah, banyak masyarakat yang memanfaatkan momen ini untuk mencari tambahan rezeki dengan cara berdagang.
DEVI NILA SARI, Samarinda
Momen ini tidak dilewatkan oleh Noony, salah seorang penjual parsel di Jalan Yos Sudarso. Ia mengaku bahwa bisnisnya tersebut untung besar. Berawal dari kecintaannya untuk menghias barang, akhirnya ia membuka bisnis parsel yang diberi nama Noony Parcel. Usaha ini sudah ia lakoni sejak beberapa tahun lalu.
“Saya memang suka menghias,” tuturnya kepada Metro Samarinda, Sabtu (9/6). Noony mengungkapkan, bisnis yang ia geluti sejak anaknya masih kecil hingga beranjak remaja tersebut tahun ini mengalami untung besar. “Jika dibandingkan tahun lalu, tahun ini luar biasa,” ungkapnya.
Hal ini juga didukung dengan adanya transportasi berbasis online untuk antar jemput barang. Noony menceritakan, tahun lalu bisnisnya terkendala ketika ada pelanggan yang meminta delivery barang. Ia tidak bisa menyanggupi hal itu karena terbatasnya tenaga kerja maupun akomodasi.
Namun, dengan adanya layanan antar jemput barang melalui transportasi online, kendala tersebut dapat diatasi. Tahun ini Noony pun untung besar. Penggunaan transportasi online ini tentu saja dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. “Bisnis kami sangat terbantu dengan adanya gojek dan grab,” ucap Noony.
Diakui, setiap tahun Noony rutin menjalankan usahanya tersebut. Dari toko fisik hingga berjualan online. Bisnis parsel merupakan usaha tahunan yang ia jalankan ketika momen-momen Ramadan saja.
“Hanya buka ketika ada momen tertentu. Dan toko parsel itu sudah dibuka dari hari pertama bulan puasa dan akan berakhir H-1 sebelum lebaran,” bebernya.
Dalam menjalankan bisnisnya, Noony dibantu lima karyawan tambahan termasuk dirinya sendiri. Ia mengaku sampai kewalahan menerima pesanan yang melonjak. “Pesanan melonjak, sampai kelimpungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Noony mengatakan, dalam sehari mampu menjual 100 hingga 200 parsel. Dan omzet yang ia dapatkan bukan main. Ia bahkan belum sempat hitung-hitungan karena kesibukannya di toko. Apalagi sekarang sedang puncak-puncaknya penjualan.
“Puncak penjualan sudah dimulai sejak 2 minggu sebelum lebaran. Kemungkinan akan meningkat H-7 menjelang lebaran,” ungkap dia.
Harga yang dicantumkan Noony untuk semua parselnya pun beragam. Dari yang paling murah Rp 150 ribu hingga Rp 3 juta. Semua parsel tersebut diminati pembeli. “Sampai kehabisan stok,” kata dia.
Meski kehabisan stok, namun Noony mengklaim hal itu tidak menjadi masalah. Karena semua makanan memang diambil dari dalam kota. Namun untuk keranjang dan plastik diambil dari luar daerah. “Soalnya kalo harga keranjang, plastik dan pita di sini mahal, susah dapat untung,” pungkas Noony. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post