Larangan mudik akibat pandemi membuat lalu lintas kendaraan di Tol Balsam lengang. Pun saat libur Idulfitri tahun ini.
BALIKPAPAN – Progres pengerjaan Seksi V Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) terhambat. Sehingga belum bisa difungsikan sebelum Lebaran tahun ini seperti target sebelumnya. Ruas yang menghubungkan Gerbang Manggar dengan Gerbang Karang Joang itu urung digunakan dalam waktu dekat. Ditambah lagi adanya larangan mudik dari pemerintah.
Kepala Satuan Kerja Tol Balsam Bedru Cahyono menyampaikan bahwa sebenarnya target ruas Tol Balsam Seksi V bisa dibuka fungsional sebelum Lebaran. Namun tak bisa diwujudkan. Karena dampak pembatasan-pembatasan akibat pandemi Covid-19.
“Jadi cukup berpengaruh terhadap progres pekerjaan. Utamanya terhambatnya suplai material. Sehingga target ruas jalan tersambung sampai Lebaran tidak bisa tercapai,” ungkap dia kepada Kaltim Post (induk Bontangpost.id), Sabtu (16/5/2020).
Bedru menambahkan, alasan lainnya karena adanya imbauan dan larangan mudik selama masa pandemi ini dari Menteri Perhubungan. Yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor (Permenhub) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi selama Masa Mudik Idulfitri 1441 Hijriah, membuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tidak menargetkan lagi membuka ruas Tol Balsam Seksi V sebelum Lebaran.
“Kami sudah melaporkan permasalahan ke kementerian (PUPR). Dan dari pusat tidak ada target. Artinya memang jalan tol yang Seksi V tidak jadi difungsikan sebelum Lebaran. Makanya saat ini kami fokus pada penyelesaian konstruksi secara keseluruhan pada Juli 2020,” imbuh dia.
Tak hanya mengalami hambatan dari segi teknis, penyelesaian tol pertama di Kalimantan ini juga diadang masalah sosial lainnya. Yakni di beberapa tempat pembebasan lahan juga belum selesai seluruhnya. Sehingga pengerjaan jalan juga menunggu penuntasan pembebasan lahan tersebut.
“Kami ingin juga ingin masalah pembebasan lahan ini sekalian selesai, supaya tidak terjadi protes warga bila jalan tol dibuka,” harap Bedru.
Awal April lalu, Satuan Kerja Satker Tol Balsam yang khusus menangani Seksi V berupaya menuntaskan titik yang sebelumnya mengalami longsor. Akibat konstruksi tanahnya yang lunak. Menurut data, ada tiga ruas jalan sepanjang 650 meter yang masih tahap pengerjaan konstruksi. Dari panjang keseluruhan Seksi V adalah 11 kilometer.
Ruas yang belum rampung itu adalah STA (stasiun) 2+550 dengan panjang 150 meter. Kemudian STA 2+850 sepanjang 300 meter, dan STA 9+550 sepanjang 200 meter.
Kontraktor telah melakukan beberapa penanganan. Seperti penyelesaian pemasangan borepile (fondasi tiang pancang), lalu perbaikan 3 box drainase (gorong-gorong). Juga proses pemancangan minipile (tiang pancang berukuran kecil). Kemudian perbaikan box traffic (terowongan tol) dengan proses pembesian.
Selain itu, melakukan penimbunan badan jalan dan pekerjaan diaphragm wall (dinding penahan tanah) dengan progres 60 persen.
“Masih dilakukan pengerjaan di 3 titik. Dengan progres keseluruhan di Seksi V kurang lebih 97 persen,” ucapnya.
Proses penyelesaian ruas tol sepanjang 11 kilometer yang dibiayai dari APBN dan pinjaman pemerintah Tiongkok sebesar Rp 848,55 miliar ini, diakui sempat mengalami kendala teknis. Seperti permasalahan pada alat di lapangan, kondisi tanah yang sering tergerus. Juga kondisi cuaca yang tak menentu.
Saat hujan, pekerja di lapangan tidak bisa melanjutkan kegiatan. Sehingga membutuhkan waktu dan menunggu kondisi tanah kering. Selain itu, pandemi juga memengaruhi progres di lapangan.
Namun, kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menginstruksikan proyek tol tetap dilanjutkan. Dengan tetap melaksanakan protokol pencegahan Covid-19.
“Yang jelas, kami tetap terus bekerja di tengah isu pandemi Covid-19. Dengan melaksanakan protokol pencegahan sesuai instruksi menteri. Semoga tidak ada hambatan,” harap dia.
BAKAL SEPI
Akibat pandemi Covid-19, lalu lintas Tol Balsam tidak akan ramai seperti Lebaran tahun lalu. Saat ini saja sekitar 3.000 hingga 4.000 kendaraan kendaraan yang melintas di jalan bebas hambatan itu tiap harinya. Tak banyak perbedaan pada hari biasa maupun akhir pekan.
Meski begitu, diungkapkan Manager Area Jasa Marga Marga Tollroad Operator Ronny Hendrawan, pihaknya tetap menyediakan dua posko di jalan tol. Satu posko di gerbang Palaran dan satu posko lagi di Kilometer 36 atau rest area.
Saat ini persiapan seperti hari biasa mengingat tahun ini tidak ada lagi istilah pulang kampung atau mudik Lebaran. Ronny mengatakan saat ini pihaknya lebih fokus pada pengetatan kendaraan terkait Covid-19.
“Mungkin kalau sebelum wabah Covid-19 melanda bisa terjadi perbedaan signifikan saat Lebaran dibandingkan hari biasa,” ucap Ronny.
Saat ini, hari biasa dibandingkan akhir pekan, juga tidak terdapat banyak perbedaan. Padahal biasanya pada akhir pekan jumlah kendaraan bisa meningkat hingga 40 persen dibandingkan hari biasa.
“Sedangkan selama Covid-19 ini cenderung landai. Sebelumnya bisa sampai 5 ribu kendaraan melintas,” sambungnya.
Selain itu, kebanyakan kendaraan yang melintas di jalan tol ini adalah kendaraan logistik. Ada beberapa kendaraan pribadi atau penumpang umum, tetapi tak banyak. “Kita memang turun sekitar 50-60 persen selama Covid-19,” kata Ronny.
Dibuka sejak akhir tahun lalu, hingga kini pihaknya belum bisa memberlakukan tarif. Pasalnya, mereka masih menunggu keputusan kementerian. Sambil menunggu pembangunan ruas selesai dari Manggar, Balikpapan, hingga Samarinda.
Untuk diketahui, proyek Tol Balsam terbagi dalam lima seksi. Pada Seksi II, III, dan IV menggunakan dana BUJT, yaitu PT Jasa Marga. Seksi II sendiri terdiri dari ruas Samboja-Muara Jawa (30,98 km), Seksi III ada di Muara Jawa-Palaran (17,5 km), dan Seksi IV ada di Palaran-Samarinda (17,95 km).
Di sisi lain, Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Pemprov Kaltim memberi dukungan pembangunan konstruksi di Seksi I yang berada di Balikpapan-Samboja (22,03 km) dan Seksi V di Balikpapan-Sepinggan (11,09 km) dari APBD Kaltim Rp 1,5 triliun dan APBN Rp 271 miliar. Sedangkan, untuk Seksi V didanai APBN yang berasal dari pinjaman pemerintah Tiongkok sebesar Rp 848,5 miliar.
Sementara itu, diungkapkan Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kaltim Irhamsyah, saat ini tengah dilakukan pemeliharaan dan sedikit perbaikan dari pihak kontraktor.
“Kita tetap memperbaiki, enggak kena refocusing. Itu kan pemeliharaan dikerjakan semua. Yang dulu ada kewajiban provinsi, ada yang rusak-rusak sedikit diperbaiki semua,” ucapnya. (kip/nyc/dwi/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post