BONTANG – Fenomena yang lagi viral di Kota Taman ialah maraknya pelaku prostitusi di kalangan pelajar. Kasus ini terkuak setelah dua orang muncikari yakni RR (18) dan NR (16) ditangkap oleh jajaran Polres Bontang.
Psikolog dari Lembaga Psikologi Insan Cita, Laela Siddiqah mengatakan, pelajar yang terjebak dalam prostitusi mengalami psikologis yang tidak seimbang. Alhasil, tidak mampu menentukan hal-hal yang menjadi prioritas dalam hidupnya. “Ini berpengaruh terhadap kemampuannya untuk berpikir kritis dan membuat keputusan,” kata Laela.
Disebutkannya, faktor gaya hidup membuat pelajar ingin terjun dalam prostitusi. Keinginan untuk serba cepat mewah membuat segala jalan diterjangnya.Oleh sebab itu, diperlukan sikap selektif dalam bergaul.
“Remaja yang sehat ialah mereka yang mampu memilih dan memilah berbagai hal yang dapat mempengaruhi hidupnya,” ucapnya.
Selain itu, faktor lingkungan juga memegang andil besar dalam kejiwaan seorang pelajar. Pengaruh lingkungan yang buruk menjadi godaan bagi remaja yang lemah untuk mendapatkan perhatian dan menunjukkan eksistensinya.
“Dengan kondisi jiwa anak yang sehat, anak mampu membangun pertahanan yang baik. Dalam membendung sisi negatif pergaulan. Untuk mengarahkan diri pada hal-hal yang positif dan produktif bagi masa depannya,” paparnya.
Menurutnya, proteksi orangtua dipandang perlu untuk mencegah anak terlibat prostitusi. Kadar proteksi pun berada di level tengah-tengah. Tidak sangat protektif maupun longgar. Bentuknya berupa pemberian perhatian, interaksi, dan komunikasi yang menciptakan rasa aman dan nyaman kepada anak.
“Sehingga terbangun ikatan emosional yang positif dan sehat di antara kedua belah pihak,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, sejak awal Januari 2019, RR mengaku mulai menjadikan prostitusi online sebagai ladang usaha mendapatkan pundi rupiah. RR mempunyai latar belakang yang kurang baik. Pasalnya, ia kabur dari rumah dengan adanya alasan masalah keluarga.
Selanjutnya, RR menyewa indekos dan menikah siri dengan NR. Keduanya tinggal berdua, hingga tiba-tiba Bunga disebut datang ke indekos untuk menawarkan diri dijajakan kepada lelaki hidung belang.
Adapun tarif ngamar berkisar Rp 400–800 ribu untuk short time. Sementara tarif long time (lt) seharga Rp 1 juta. Tarif ini pun berbeda jika pelanggan ingin menikmati tubuh pelaku prostitusi tanpa memakai alat kontrasepsi. (ak/prokal)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda