BONTANG – Menanggapi polling Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018 yang diadakan Bontang Post, mantan Wali Kota Bontang yang juga masuk dalam bursa nama gubernur, Andi Sofyan Hasdam menyatakan target sesungguhnya hanya menjadi wakil gubernur (wagub). Hal tersebut disampaikan usai kegiatan Seminar Bela Negara di aula Kodim 0908/Bontang, kemarin (19/1).
Saat ditanya tentang dinamika dalam polling Pilgub Kaltim yang selalu menunjukkan persaingan antara dirinya dan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Rita Widyasari, Sofyan mengaku hanya menargetkan sebagai orang nomor dua di Kaltim.
“Sunnatullah, ini merupakan kesempatan terakhir bagi saya dengan melihat umur saya,” kata ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kaltim ini.
Target yang tidak berlebihan, lanjut Sofyan, karena dirinya hanya ingin mengabdi untuk kemajuan provinsi yang kaya akan sumber daya alam (SDA) minyak dan gas (migas) ini. Dalam naskah buku yang sedang dia siapkan, Sofyan pun menyebut jika Kaltim dalam kondisi yang parah.
“Kaltim ini terbiasa nyaman dengan migas. Di buku yang saya tulis 2006 lalu, pada 2030 Kaltim akan menghadapi krisis pasca-migas. Ternyata di 2016 saja, di saat migas masih melimpah, daerah ini sudah krisis hanya karena penurunan harga migas,” jelas Sofyan.
Tugas gubernur selanjutnya pun, kata Sofyan, dirasa berat. Sebab, pemimpin berikutnya punya tugas untuk tidak hanya menjadikan Kaltim sebagai tempat eksploitasi SDA saja, namun juga membangun industrinya untuk meningkatkan pajak dan menyerap tenaga kerja.
“Kelapa sawit saja Kaltim hanya punya pabrik CPO (crude palm oil). Tapi industri turunannya jadi sabun, minyak, dan lain-lain itu tidak ada,” katanya.
Dirinya pun tidak masalah untuk berpasangan dengan siapa saja dalam Pilgub Kaltim 2018. Yang dipikirkan Sofyan, hanyalah membaktikan hidupnya agar Kaltim tidak terjebak pada sumber energi yang tidak terbarukan.
“Harus diantisipasi dengan agroindustri yang tidak bergantung pada migas ke depannya,” ujar Sofyan.
Sementara saat ditanya komunikasi politik dengan berbagai tokoh Kaltim lainnya, Sofyan menyebut sudah melakukannya. Dirinya pun mengiyakan saat ditanya wartawan soal komunikasi politik dengan Rita. Namun, dia memilih untuk menunggu perkembangan terakhir perpolitikan di Benua Etam.
“Pasangan gubernur dan wakil itu seperti suami-istri, harus ada chemistry-nya, jadi tidak bisa dipaksakan. Tapi nanti ditunggu saja lah,” tutupnya. (zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: