Sebut Bakal Balik ke Bontang setelah Ada Keputusan
BONTANG – Akibat tidak adanya kejelasan hingga Selasa (24/1), sekira pukul 10.00 Wita kemarin, para sopir bus di terminal Bontang memutuskan untuk meninggalkan sementara terminal Kota Taman menuju Samarinda. Kepergian mereka ke Samarinda itu untuk kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing.
Saat dihubungi Bontang Post, Cimeng, salah satu sopir bus yang juga mewakili suara sopir bus lainnya mengatakan, mereka hingga saat ini masih menuntut pemerintah untuk segera mengeluarkan travel plat hitam yang berada di dalam lokasi terminal.
“Pokoknya sebelum ada kejelasan, kami tidak akan kembali ke Bontang. Bos kami di sini (Samarinda, Red.) juga meminta kami untuk tidak mengangkut penumpang sampai ada keputusan,” kata Cimeng.
Sebelum meninggalkan terminal, para sopir yang tergabung dalam wadah yang mereka namakan ‘Asosiasi Sopir Bus AKDP’ tersebut, juga bersama-sama telah menandatangani berita acara rapat asosiasi di mana dalam isi berita acara tersebut, selain menuntut untuk dikeluarkannya travel plat hitam dari terminal, mereka juga menuntut pemerintah agar dapat menyelesaikan permasalahan ini dalam kurun waktu lima hari.
Apabila dalam kurun waktu tersebut belum ada penyelesaian pemerintah, maka mereka sepakat akan mengadakan mogok besar-besaran.
“Kami tidak akan beroperasi sebelum ada keputusan resmi yang mengikat dari pemerintah terkait,” ujar Ucok, ketua Asosiasi dalam pernyataan tertulisnya.
Kata Ucok, berita acara tersebut ditujukan kepada Dinas Perhubungan Bontang dan akan ditembuskan ke Dinas Perhubungan Provinsi kaltim, Ketua DPRD Bontang, DPD Organda Kaltim, dan Kapolres Bontang.
Dari pantauan Bontang Post di terminal kemarin, tak ada satu pun bus yang parkir di dalam lokasi terminal. Suasana tampak sepi dari hari-hari sebelumnya. Namun terlihat di kursi terminal, masih ada beberapa penumpang yang masih menunggu kedatangan bus.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sukardi mengaku sudah melaporkan hasil mediasi dirinya dengan para sopir bus kepada Wali Kota dan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltim.
“Kalau Bunda Wali kota berpesan, segera diselesaikan masalahnya dengan kepala dingin dan jangan sampai ada gesekan,” ucapnya.
Hanya saja lanjut Sukardi, pihaknya saat ini dirinya masih mengakomodir hasil mediasi dengan pihak travel plat hitam. Kata dia, pihak travel juga ingin diakui keberadaannya. Apalagi di kondisi ekonomi yang sulit seperti ini, sangat sulit untuk mencari penumpang sehingga apabila dipindahkan, justru akan menambah masalah baru.
“Kami hanya menjebatani saja. Intinya menyelesaikan masalah ini juga butuh waktu. Tidak bisa ujug-ujug begitu saja,” tukasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post