SANGATTA – Genap sebulan, pemerintah Kutim beserta masyarakat Sangatta Selatan menggarap sungai Masabang dan Marga Rukun. Hanya saja, normalisasi tersebut menimbulkan beberapa masalah. Diantaranya ancaman longsor. Untuk mengantisipasi hal itu, maka pemerintah langsung melakukan penanaman pohon di sepanjang bibir sungai. Sedikitnya ada 200 pohon yang ditanam. Mulai dari pohon Mahoni, Matoa, Manicu, Sengon dan Trambesi.
“Agar hijau, tidak longsor, sekaligus indah, maka ditanami pohon. Alhamdulillah, sungai yang sebelumnya kecil, banyak pohon dan banyak sampah, sekarang sudah bersih,” ujar Bupati Kutim, Ismunandar.
Ke depan, tidak hanya sungai Masabang ini saja yang akan di normalisasi. Akan tetapi juga mengarah ke Sungai Majai Sangatta Utara. Pasalnya, sungai yang dulunya menjadi sandaran kapal, kini sudah mulai menyempit. Akibatnya, daerah tersebut langsung direndam banjir saat hujan mengguyur. “ Setelah di sini (Masabang,red), juga direncanakan di Sungai Majai. Sehingga, sungai menjadi bersih dan normal lagi seperi semula,” katanya.
Sementara itu, perwakilan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim, Masrianto Suriansyah, juga membenarkan jika normalisasi ini tidak hanya sampai di Sungai Masabang saja. Akan tetapi di beberapa sungai yang dianggap menghalangi laju air. Diantaranya, Sungai Majai dan Sungai Marga Rukun bagian hulu.
“Salah satu alasan dinormalisasi karena sungai nya sudah menyempit. Sudah mendangkal. Terlebih, di daerah Majai itu ada buaya nya.Kalau masih rimbun, nanti menjadi sarang buaya. Buaya bisa berkembang,” katanya.
Pada saat normalisasi,dirinya berharap kepada masyarakat Majai untuk bekerjasama dengan pemerintah. Sehingga, pemerintah dapat menggarap sungai tersebut dengan lancar tanpa hambatan sedikitpun.
“Yang menjadi kendala ialah masalah lahan. Makanya, kami minta warga bisa bekerja sama. Kami harap seperti warga Masabang dan Marga Rukun. Yang langsung memiliki inisiatif sendiri,” katanya.
Sebelumnya, masyarakat Masabang dan Marga Rukun meminta kepada pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai di daerah tersebut. Sebab, warga menilai, buruknya keadaan sungai menjadi salah satu penyebab datangnya banjir. Namun sayang, lantaran angaran terbatas, normalisasi hanya digarap dibagian Sungai Masabang saja. Sedangkan dibagian hulu hingga areal PDAM , belum bisa di normalisasi.(dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post