bontangpost.id – Setelah Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), dari efek pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim, provinsi ini bakal punya dua tol lagi. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah ancang-ancang melanjutkan pembangunan Tol Samarinda–Bontang dan tol yang interkoneksi ke ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
“Kami sedang melakukan perencanaan pembangunan jalan Tol Samarinda-Bontang, eksisting Balikpapan menuju ke IKN,” Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit.
Disebutnya, pemerintah akan merealisasikan pembangunan jalan tol di Kaltim hingga menjadi jalan tol Trans Kalimantan. Cikal bakalnya tentu tol yang terinterkoneksi ke wilayah PPU sebagai pusat pemerintahan. Namun, sesuai jadwal, terdekat Tol Samarinda–Bontang lebih dulu dibangun.
“Setelah merampungkan Tol Balikpapan–Samarinda, pemerintah akan melanjutkan pembangunan jalan Tol Samarinda–Bontang,” ungkapnya.
Dirinya memperkirakan, tahun depan atau paling lambat 2022, tol yang disebut punya nilai investasi Rp 11 triliun itu sudah masuk inisiasi lelang. Sebab, saat ini rencana pembangunan jalan tol sudah dalam proses analisis dampak lingkungan (amdal).
“Lagi urus amdal. Tahun ini juga kami lelang. Proses semua sedang berjalan,” sebutnya.
Menurutnya, jalan tol Kalimantan hingga Trans Kalimantan akan berdampak positif terhadap pembangunan karena menghubungkan antar daerah.
“Misalnya dari kawasan industri Kariangau, Semayang, pelabuhan Samarinda, kawasan industri di Samarinda betul-betul bisa terkoneksi dengan jaringan tol, sehingga menumbuhkan ekonomi Kaltim,” bebernya.
Sementara Dirut Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) STH Saragi menyebut, pihaknya saat ini mengerjakan feasibility study (FS) atau studi kelayakan jalan tol Balikpapan–Samarinda menuju wilayah ibu kota baru.
“Kami sudah ditugasi BPJT dari Seksi 2 Km 38, menuju IKN. Sampai saat ini mulai buat FS dengan kantor pusat dan divisi engineering planning, mudah-mudahan dalam beberapa bulan (lagi) selesai,” jelasnya.
LUPA ISI SALDO
Sementara itu, tarif Tol Balsam Seksi 2, Seksi 3, dan Seksi 4 (Samboja-Palaran-Simpang Jembatan Mahkota II) resmi diberlakukan Minggu (14/6/2020). Di hari pertama penetapan tarif itu, kendala pada saldo kartu tol atau e-toll masih ditemukan. Pengguna jalan lalai mengisi saldo pada kartu tolnya.
“Ada memang beberapa pengendara yang saldonya tidak mencukupi dan harus ke pinggir dulu sebelum masuk GT (gerbang tol). Untuk diminta isi saldo ke petugas. Sudah kami siapkan untuk antisipasi kondisi ini (kekurangan saldo),” terang Direktur Keuangan dan Administrasi PT Jasamarga Balikpapan-Samarinda (JBS) Adik Supriatno kepada Kaltim Post (induk Bontangpost.id).
Diketahui, tarif Tol Balsam (Seksi Samboja-Simpang Pasir Palaran) untuk tipe kendaraan golongan I adalah Rp 75.000. Sementara untuk tipe kendaraan sama, dengan rute Samboja-Simpang Jembatan Mahkota II adalah Rp 83.500. Tarif ini berlaku sekali jalan. Dengan tarif itu, Adik mengungkapkan, idealnya untuk pergi-pulang menggunakan Tol Balsam, pengendara perlu saldo minimal pada kartu tol senilai Rp 200 ribu.
“Jadi, kami mengingatkan terus calon pemakai jalan Tol Balsam, agar memastikan kecukupan saldo kartu tolnya,” terangnya.
Lanjut dia, secara keseluruhan, hari perdana pemberlakuan tarif di Tol Balsam berlangsung lancar. Pihaknya telah mengantisipasi terkait kendala saldo. Hal itu juga tak lepas dari sosialisasi pemberlakukan tarif yang gencar dilakukan operator tol. Termasuk publikasi di media.
Mengenai jumlah lalu lintas kendaraan yang melintasi Tol Balsam di hari pertama penetapan tarif, Adik mengaku masih menghitung jumlahnya. Mengingat pemberlakuan tarif baru dimulai pada pukul 00.00 Wita. Jadi, belum ada data rill terkait lalu lintas harian (LHR) Seksi 2, Seksi 3, dan Seksi 4.
Diketahui, lalu lintas harian Gerbang Tol Samboja maupun Gerbang Tol Palaran terbagi atas tiga sif. Sif 1, pukul 06.00–14.00 Wita. Lalu sif 2 pada pukul 14.00–21.00 Wita, dan sif 3 mulai pukul 21.00–06.00 Wita.
“Jadi, data LHR hari ini (Senin), belum didapat di lapangan. Karena LHR (lalu lintas harian rata-rata) baru nanti setelah sif 3,” ungkapnya.
Terkait tarif Tol Balsam saat ini, ekonom Universitas Mulawarman (Unmul) Prof Eny Rochaida menuturkan, dibanding tarif jalan bebas hambatan di Pulau Jawa, tarif Tol Balsam adalah yang termahal. Sebagaimana diketahui, pemerintah menetapkan tarif Rp 1.287 per kilometer bagi pengguna Tol Balsam.
“Tarif tol di Jawa, kenapa bisa lebih murah, karena arus kendaraan per hari cukup padat. Dilematis memang,” katanya.
Adapun tarif tol di Pulau Jawa saat ini, seperti Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,75 kilometer, tarif terjauh untuk kendaraan golongan I adalah Rp 96 ribu atau setara Rp 822 per kilometernya. Kemudian Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57,50 kilometer, tarif terjauh kendaraan golongan 1 adalah Rp 57 ribu atau setara Rp 991 per kilometernya.
Kemudian, Tol Pemalang-Batang sepanjang 39,19 kilometer, tarif terjauh untuk kendaraan golongan 1 adalah Rp 39 ribu atau Rp 995 per kilometernya. Selain itu, Tol Kertosono-Mojokerto sepanjang 40,50 kilometer, tarif terjauh untuk kendaraan golongan I adalah Rp 46 ribu atau Rp 1.136 per kilometernya. (kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post