bontangpost.id – Satgas Covid-19 Bontang nampaknya enggan memberi lampu hijau untuk pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencana dimulai Juli mendatang. Mereka menilai, kondisi Bontang saat ini tak memungkinkan menggelar PTM. Jika dipaksakan, terlalu riskan bagi tenaga pendidik dan anak didik.
Jubir Satgas Covid-19 Bontang Adi Permana menjelaskan, pemerintah tidak mau mengambil risiko bila PTM mesti dihelat Juli mendatang. Lonjakan Covid-19 dalam dua pekan ini membuat pemerintah harus berpikir ulang soal wacana ini.
Dia menegaskan bila larangan PTM ini bukan saja berlaku bagi sekolah di pusat kota. Namun juga sekolah di pesisir. Kata dia, tenaga pendidik dan anak didik di sekolah pesisir mungkin jarang melakukan interaksi dengan warga dari pusat kota. Sebab lokasi mereka terbilang sukar dijangkau.
Namun yang menjadi soal, secara geografis Bontang bukanlah kota yang luas. Dengan penduduk sekitar 184 ribu jiwa, dan hanya memiliki 3 kecamatan, mobilitas warga dari satu lokasi ke lokasi lain terbilang cepat. Waktu tempuhnya pun tidak butuh durasi lama. Kata Adi, kondisi di Bontang jauh berbeda dengan kota-kota di Pulau Jawa. Yang ketika terisolir, benar-benar sukar dijangkau saking luasnya.
“Kalau di Jawa dari tempat satu ke tempat satu butuh waktu berjam-jam. Bontang, 30 menit sudah bisa dikelilingi semuanya. Saya tidak mau mengambil risiko,” ujarnya saat ditemui usai mengikuti rapat evaluasi PPKM Mikro di Pendopo Wali kota Bontang, Jalan Awang Long, Bontang Baru, Bontang Utara, Selasa (29/6/2021) malam.
Hal yang juga dia garisbawahi. Tidak ada yang tahu apakah ada warga pesisir yang membawa virus korona. Bila ada satu yang terpapar, maka potensi penyebarannya justru bisa membahayakan. Karena interaksi di pesisir sangat terbatas, dan lokasinya agak jauh dari pusat kota. Sebabnya, Satgas Covid-19 memilih meminimalisir potensi penyebaran virus dari aktivitas berkumpul. Termasuk pembelajaran di kelas.
“Kalau satu terpapar bisa habis satu kampung di pesisir sana. Kalau Saya patokan tetap sesuai zona. Zona merah tidak boleh,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bontang Basri Rase mengatakan, pihaknya mafhum benar bahwa masyarakat mulai jenuh dengan segala hal terkait Covid-19. Tapi dia meminta masyarakat agar terus semangat, disiplin prokes, dan mesti menyadari bahwa Covid-19 itu nyata. Ia hidup di tengah masyarakat saat ini.
“Pendidikan memang sangat penting. Tetapi, kesehatan jauh lebih penting saat ini,” kata Basri dalam rapat. (*)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda