Jakarta – Tiongkok dan sepuluh negara anggota ASEAN termasuk Indonesia akan menggelar latihan angkatan laut gabungan perdana di Laut China Selatan.
“Angkatan laut negara ASEAN sedang dalam perjalanan menuju Zhanjiang, Tiongkok untuk memulai latihan maritim gabungan ASEAN-Tiongkok,” ucap Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen pada Jumat (19/10).
Kota Zhanjiang di selatan Tiongkok merupakan pangkalan armada laut militer Tiongkok. Latihan bersama itu diumumkan Ng Eng dalam pertemuan antar-menteri pertahanan ASEAN yang turut dihadiri Menhan Amerika Serikat James Mattis dan juga Menhan Tiongkok Wei Fenghe.
Ng Eng mengatakan latihan bersama itu itu diharapkan mampu membantu “terbangunnya rasa saling percaya” antara ASEAN-Tiongkok.
Selama ini, relasi kedua belah pihak bisa dibilang kompleks lantaran sengketa antara Beijing dan sejumlah negara Asia Tenggara terkait wilayah di Laut China Selatan.
Dikutip AFP, Laut China Selatan menjadi rawan konflik setelah Beijing megklaim hampir 90 persen perairan merupakan salah satu jalur perdagangan utama itu. Klaim Beijing tersebut bertabrakan dengan sejumlah negara seperti Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia, bahkan Taiwan.
Meski masih berkeras terhadap masing-masing klaim, Tiongkok dan ASEAN berusaha meredakan ketegangan dan mengantisipasi potensi eskalasi militer di perairan tersebut.
Ng Eng mengatakan ASEAN juga berencana menggelar latihan bersama serupa dengan militer AS tahun depan.
Hal itu dilakukan guna membendung kekhawatiran AS terkait relasi Asia Tenggara yang semakin mendekat kepada Tiongkok, khusus sejak AS berada di bawah kuasa Presiden Donald Trump.
AS telah lama mengungkapkan kekhawatiran terkait klaim Tiongkok di Laut China Selatan yang dianggap Washington sebagai perairan internasional.
Sebab, meski klaim Tiongkok telah dipatahkan Pengadilan Arbitrase Internasional pada pertengahan 2016 lalu, Pemerintahan Presiden Xi Jinping tetap melakukan sejumlah instalasi militer dan membangun pulau buatan di perairan itu.
Laut China Selatan merupakan salah satu jalur kapal terpadat dengan nilai perdagangan mencapai US$5 triliun (Rp75 quadriliun) setiap tahunnya. Selain itu, perairan itu juga disebut memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah. (rds/eks)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda