bontangpost.id – Rute “Tol” Akasia menjadi primadona baru untuk perjalanan dari Kutai Barat-Samarinda maupun sebaliknya. Beberapa hari lalu, Kaltim Post mencoba rute tersebut untuk memberikan panduan kepada warga Kaltim, khususnya Kutai Barat.
Melalui jalan alternatif Tol Akasia perjalanan lebih singkat bisa ditempuh dalam waktu 6-7 jam. Rute Tol Akasia jauh lebih singkat hanya berjarak kurang lebih 260 kilometer.
Bandingkan dengan perjalanan melalui ruas jalan nasional Trans Kaltim yang berjarak sepanjang 315 kilometer, dan tak jarang harus ditempuh hingga belasan jam.
Akibat badan jalan raya beraspal maupun jalan tanah yang dilalui kendaran banyak yang tidak mulus. Bukan rahasia lagi, kalau kondisi ruas jalan Trans Kaltim menuju Kabupaten Kutai Barat ini tidak sepenuhnya mulus.
Bahkan di beberapa ruas jalan bahkan sampai berlubang dan dibiarkan menganga selama bertahun-tahun.
Bagi yang tidak terbiasa, perjalanan melalui rute tersebut akan terasa sangat melelahkan.Dan akibat jalan rusak, berdampak pada transportasi masyarakat menuju ke kabupaten atau kota lain selain ke Samarinda.
Rute alternatif Tol Akasia layak jadi pilihan untuk menempuh perjalanan keluar Kutai Barat menuju Samarinda dan kota sekitarnya.
Pada kesempatan ini Penulis berbagi kisah perjalanan memulai perjalanan dari penyeberangan feri di Kelurahan Melak Ilir Kecamatan Melak.
Penulis menggunakan kendaraan roda empat diwajibkan membayar sebesar Rp 25.000 sekali menyeberang menggunakan feri.
Jika menyeberang mulai pukul 22.00 Wita hingga 06.00 Wita, tarif feri menjadi Rp 50.000.
Dari penyeberangan Melak Ilir, penulis melanjutkan perjalanan melalui jalan yang sudah disemenisasi menuju Kampung Karangan Kecamatan Mook Manar Bulatn.
Setiba di bundaran tugu Putri Mook Manar Bulatn, Kaltim Post mengambil jalur kanan arah menuju Kampung Gemuruh, lalu melewati Kampung Saka Tada.
Setiba di tikungan di depan Gereja pengendara berbelok kiri menuju Kampung Muara Jawaq, setelah tiba di pertigaan kembali berbelok kiri menuju Kampung Abit.
Dari Kampung Abit, perjalanan dilanjutkan ke kilometer 8 PT Fajar Sakti Prima (FSP).
Setiba di kilometer 8, Kaltim Post (induk Bontang Post) melanjutkan perjalanan mengikuti jalur jalan khusus yang dibuat PT Fajar Sakti Prima (Bayan Group) hingga menyeberang jalan hauling PT FSP tepatnya di kilometer 40 yang ada pos satpam.
Satpam yang berjaga membantu mengarahkan penulis saat menyeberang jalan hauling.
Untuk diketahui melalui jalur khusus ini jika tetap mengunakan jalan khusus tersebut, pengguna jalan tiba di jalan yang menuju Tabang, Kutai Kartanegara.
Setelah menyeberang setiba di pertigaan yang berjarak sekitar 100 dari Pos Satpam PT FSP, berbelok kiri mengikuti jalan perusahaan HTI PT Akasia Andalan Utama ( AAU ) yang masuk wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara.
Kemudian tiba di Pos Satpam PT AAU dan berbelok kanan melanjutkan perjalanan menggunakan jalan perusahaan.
Melalui jalan perusahaan Penulis harus berkendara dengan hati-hati dan menjaga batas kecepatan. Sebab di jalan perusahaan banyak truk logging besar roda 10 yang bertugas mengangkut kayu-kayu gelondongan ukuran mulai diameter 15 sentimeter hingga ukuran yang lebih besar.
Sebagian jalan perusahaan berukuran lebar dengan pengerasan sirtu, namun tak sedikit pula jalanan berukuran kecil sehingga saat berpapasan dengan logging truck harus menepi memberikan kesempatan lewat lebih dulu apalagi saat bermuatan.
Perjalanan berlanjut dan tiba di pos Satpam berikutnya, setelah melewati portal. Kaltim Post berkendara melalui jalan hauling perusahaan kemudian tiba di kawasan yang ditanami sawit.
Kemudian tiba di jalan desa yang masuk Kabupaten Kutai Kartanegara. Selanjutnya tiba di Jembatan Martadipura Kota Bangun. Jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang jembatan serta jalan penghubung sepanjang 15,3 kilometer.
Melalui rute ini hanya beberapa spot yang agak rusak jalannya, yakni dari Kampung Muara Jawaq menuju Kampung Abit jalan tanah dan sempit, lalu kawasan jalan dekat jembatan Kota Bangun.
Selain lebih singkat melalui jalur ini juga dapat menghemat BBM kendaraan.
Jika ingin melakukan perjalanan melalui rute ini, perlu dipersiapkan sebaik mungkin kendaraan sebelum berangkat, kondisi kendaraan, tekanan angin ban mobil dan lain-lain.
Sebab melalui jalur ini khususnya di kawasan perusahaan HTI tidak ada bengkel kendaraan. Perlu diingat saat ini musim kemarau. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post