Kisah Inspiratif Warga Bontang: Pipin Bagiati (162)
Kegemaran akan bahasa Inggris membawa Pipin Bagiati menjadi seorang guru. Selain sebagai guru di sekolah formal, perempuan asal Tuban ini juga aktif menjadi tutor di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Bontang. Bukan sekadar tutor, Pipin juga mencatatkan prestasi dengan menjadi tutor PKBM berprestasi tingkat Kaltim.
LUKMAN MAULANA, Bontang
Ilmu bahasa Inggris yang didapatkan saat menuntut ilmu di Akademi Bahasa Asing Surabaya menjadi bekal bagi Pipin dalam menjadi seorang guru. Setelah pindah ke Kota Taman tahun 2002, Pipin pun mengajar les bahasa Inggris secara privat. Dia juga mulai mengajar di SMA Tunas Bangsa sebagai guru bahasa Inggris. Barulah di tahun 2006, dia mendapat ajakan dari seorang teman untuk bergabung menjadi tutor di PKBM Lembah Lestari, Tanjung Laut.
“Saat itu Dinas Pendidikan butuh guru bahasa Inggris untuk mengajar di PKBM. Di PKBM itu saya mengajar bahasa Inggris untuk Paket B dan Paket C. Jadi selain mengajar di sekolah formal, saya juga mengajar secara nonformal,” kenang Pipin.
Sebagai tutor PKBM, murid-murid Pipin berasal dari beragam latar belakang. Kebanyakan di antaranya adalah pekerja, namun ada juga remaja putus sekolah. Dengan rentang usia antara 17 sampai 50 tahun, latar belakang murid-muridnya berbeda satu sama lain.
Sebagai bentuk pendidikan nonformal, tentu proses mengajarnya berbeda bila dibandingkan pendidikan formal. Dalam hal ini Pipin lebih menggunakan pendekatan hati dan lingkungan dalam mengajar di PKBM. “Intinya bagaimana mereka bisa enjoy, menikmati pelajaran yang saya sampaikan,” kata dia.
Di tahun 2014, Pipin pindah mengajar di PKBM Melati. Setahun kemudian di tahun 2015 melalui PKBM Melati bekerja sama Dinas Pendidikan dan SKB, Pipin mulai mengajar para narapidana yang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Bontang. Dia menjadi satu-satunya tutor perempuan yang mengajar di Lapas Bontang. Walaupun berhadapan dengan para tahanan, tak terbersit ketakutan sedikit pun dalam diri Pipin.
“Saya tidak takut. Mungkin karena niat saya murni ingin mengajar. Karena buat saya siapapun berhak mendapatkan pendidikan termasuk mereka yang ditahan di balik jeruji besi,” tutur Pipin.
Mengajar di Lapas memberikan pengalaman tersendiri bagi perempuan kelahiran Tuban, 41 tahun lalu ini. Dia jadi lebih mengenal bagaimana kehidupan di balik dinginnya dinding penjara. Dari situ muncul perasaan kasihan kepada para tahanan. Khususnya mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah dibesuk oleh sanak keluarganya.
“Mereka sebenarnya bukan penjahat, hanya saja mereka salah jalan. Di sana ada remaja yang putus sekolah, ada pula yang dulu sekolah namun mesti mendekam di penjara karena bermasalah dengan hukum,” jelasnya.
Karena itu, dalam setiap kunjungannya ke Lapas, Pipin selalu berupaya menghadirkan suasana kekeluargaan yang jarang dirasakan para tahanan. Tak jarang dia membelikan alat-alat tulis dan buku kepada para tahanan sebagai sarana pendidikan mereka. Pipin pun sesekali berbagi makan bersama dengan para tahanan atau warga binaan Lapas yang menjadi muridnya.
Diceritakan Pipin, saat awal mengajar di lapas dia sangat berhati-hati dalam menjaga perasaan warga binaan yang diajarnya. Dia khawatir sikap dan ucapannya bisa menyinggung perasaan mereka. Namun perlahan dia mulai memahami karakter masing-masing warga binaan. Bahkan Pipin jadi tempat curhat bagi para warga binaan tersebut.
“Jadi saya di sana bukan hanya mengajar, tapi juga jadi tempat mereka untuk konseling. Saya jadi tahu bagaimana latar belakang mereka masing-masing,” kata Pipin.
Di antara warga binaan yang menjadi muridnya, ada satu yang paling berkesan bagi Pipin. Yaitu salah seorang tahanan berusia lanjut yang begitu gigih mengikuti Kejar Paket C. Rupa-rupanya, tahanan tersebut ingin setelah bebas dari masa hukuman bisa menjadi kepala desa di kampungnya. Alasan ini membuat Pipin menjadi terharu.
Pipin sendiri mengaku senang bisa mengajar di Lapas kelas III Bontang yang dilakoninya setiap Kamis dan Ahad. Meski menangani sebanyak 104 warga binaan, namun dia tidak merasa lelah sedikit pun. Katanya, merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bisa berbagi ilmu dan bermanfaat bagi orang lain, termasuk kepada warga binaan.
“Setiap kali saya pergi ke Lapas, saya merasa fresh. Saya tidak kesulitan mengajar di Lapas, semua muridnya bisa menyesuaikan. Meskipun usia mereka tua, tapi mereka cepat tanggap dengan pelajaran yang saya berikan,” terangnya.
Menurut Pipin, setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang sama tanpa diskriminasi. Termasuk di dalamnya, mereka yang berkonflik dengan hukum. Meski di balik jeruji mereka tetap berhak memperoleh pendidikan yang layak. Keberadaan mereka di Lapas bagaimanapun tidak menghapuskan hak-hak yang melekat pada diri mereka yang wajib dipenuhi serta dilindungi dengan baik, khususnya dalam hal pendidikan.
“Standar kelulusan di lapas hanya ada dua, yaitu tobat atau menjadi penjahat yang lebih hebat. Namun saya sebagai tutor di lapas tetap berpegang teguh dan tidak melenceng dengan standar kompetensi kelulusan pendidikan nasional yang sudah ditentukan. Bagaimanapun juga narapidana adalah manusia yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi lebih produktif, untuk menjadi yang lebih baik,” urai Pipin yang juga guru bahasa Inggris di SMA Monamas Bontang ini.
Kiprah dan keaktifan Pipin dalam pendidikan nonformal lantas membawanya menorehkan prestasi. Berkat metode pembelajaran memanfaatkan media Scrabble, dia berhasil menjadi juara 1 tutor PKMB berprestasi tingkat Kaltim di tahun 2016. Keberhasilannya ini lantas membawanya menjadi finalis tutor PKBM berprestasi di tingkat nasional. Sebelum itu di tahun 2014, dia juga sempat terpilih menjadi juara 1 pengelola PKBM berprestasi.
“Saya tidak menyangka bisa menjadi juara 1. Perasaannya senang karena saya membawa nama Bontang, apalagi sampai tingkat nasional,” tandas bungsu dari tujuh bersaudara ini. (bersambung)
Nama: Pipin Bagiati
TTL: Tuban, 17 Oktober 1975
Suami: Anton Jumbuh Sugandono
Pendidikan:
- SDN Kebon Sari I Tuban (1983-1989)
- SMPN 3 Tuban (1989-1991)
- SMAN 2 Tuban (1991-1994)
- ABA WEBB Surabaya (1994-1997)
- FKIP Universitas Mulawarman Pendidikan Bahasa Inggris (2010-2013)
Alamat: Jalan Lombok Nomor 7 BTN KCY
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: