BONTANG – Aktivitas kelompok lesbian, gay, bisex dan transgender (LGBT) memang tertutup. Namun perkembangannya di Bontang tak bisa disepelekan. Dari pengakuan salah satu sumber terpercaya media ini, para pelaku gay di Bontang berasal dari berbagai latar belakang dan profesi yang berbeda. Celakanya, pelaku gay dan bisexual adalah pria yang sudah berkeluarga. Hal ini pun mendapat atensi serius dari pemuka agama.
Pimpinan Daerah Muhammadyah Bontang, KH Mardi Rahardjo saat ditemui Bontang Post, di kediamannya Jalan KH Ahmad Dahlan, Jumat (26/5) mengatakan, keberadaan LGBT ini menjadi sebuah ancaman serius bagi generasi penerus.
Jika orang tua tak membetengi puta-putrinya dari pergaulan dan lingkungan bisa saja terjerumus menjadi penyuka sesama jenis.
“Dalam agama Islam, ini perbuatan yang dilaknat oleh Allah. Di zaman dahulu, Allah murka kepada kaum sodom akhirnya di laknat. Nah bagaimana agar bangsa ini tangguh dan sumber daya manusianya berkualitas, maka dimulai dari ketahanan keluarga, akhlak atau karakternya, pendidikannya, serta kepedulian sosialnya,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, dalam agama Islam secara gamblang mengatur bahwa sejatinya, pria dan wanita dilahirkan untuk berpasangan. Bukan pria dengan pria ataupun wanita dengan wanita, kondisi seperti ini menyimpang dan menjijikkan.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar Pemkot Bontang segera menelusuri keberaadaan kaum LGBT, apalagi sudah ada pengakuan dari seorang pelaku.
Langkah yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan dimana saja titik-titik berkumpulnya para kelompok homoseksual dan lesbian.
Kemudian, setelah melakukan pemetaan, Pemkot harus mengajak pemuka agama dengan bekerjasama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Artinya para kelompok LGBT harus diarahkan, sesuai agama dan kepercayaan yang dianut.
“Tidak serta-merta melakukan kekerasan, bukan seperti itu caranya. Kita pakai cara-cara halus karena membimbing dengan cara kasar itu sangat tidak baik. Mereka ini juga warga negera Indonesia yang berhak hidup yang laik. Cuma orientasi seksualnya yang menyimpang jadi harus kita arahkan, kita bimbing dengan cara yang baik,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, keberadaan LGBT di Bontang mulai terendus. Fakta mencegangkan para pelaku adalah pria yang sudah menikah. Kelompok ini pun terdiri dari berbagai macam profesi dan latar belakang, antara lain, Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru, pers, pelajar, karyawan perusahaan, pesepak bola dan aparat hukum. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post