SANGATTA–Upaya evaluasi dini terhadap rencana pembangunan pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat dilakukan Pemprov Kaltim. Mulai memastikan kajian kelayakan atas analisis dampak lingkungan (amdal) hingga dengan dampaknya pada ekosistem alam di kawasan itu.
Meski tidak secara khusus, Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Hadi Mulyadi menyambangi kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, dan Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, Kutai Timur (Kutim), Senin (22/4).
Tidak tanggung-tanggung, kunjungan kerja (kunker) Hadi Mulyadi yang tampaknya sekaligus menunaikan janjinya kepada elemen mahasiswa itu turut memboyong sebanyak 157 pejabat dan pegawai Pemprov Kaltim. Rombongan yang terdiri dari 24 organisasi perangkat daerah (OPD) itu terbagi ke 37 iring-iringan mobil.
Kegiatan kunker politikus PKS itu sekaligus dalam rangka mengevaluasi sejumlah proyek strategis nasional (PSN) di Kaltim. Mulai pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK), Waduk Marangkayu, hingga progres pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.
Namun sebelum bertandang ke KEK MBTK di Kecamatan Sangkulirang, Hadi memutuskan meninjau dan mengecek langsung kawasan karst di Desa Sekerat dan Selangkau yang diusulkan sebagai lokasi pabrik semen PT Kobexindo dan Hongshi Holding Group.
Kepada awak media, Hadi menuturkan, kehadiran dirinya ke Sekerat dan Selangkau bukan karena tuntutan mahasiswa. Tapi karena dirinya turun sebagai bagian dari evaluasi atas PSN, salah satunya KEK MBTK.
“Karena KEK Maloy ini berdekatan dengan Sekerat dan Selangkau. Maka saya sekalian datang meninjau ini (lokasi yang diusulkan membangun pabrik semen), karena ada yang ingin berinvestasi di sini (Desa Sekerat),” kata dia.
Kepada Hadi, warga Sekerat dan Selangkau menginginkan adanya pembangunan pabrik semen di kedua desa itu. Dengan pertimbangan, megaproyek itu dinilai bisa meningkatkan kualitas kesejahteraan dan pembangunan di Sekerat dan Selangkau, bahkan wilayah Kutim secara umum.
Meski begitu, warga setempat memberikan catatan kepada Pemprov Kaltim. Warga bersedia pabrik semen berdiri di Sekerat atau Selangkau, dengan syarat masalah dampak lingkungan tetap harus diperhatikan pemerintah. Terutama yang berkenaan dengan dampaknya pada sumber-sumber air masyarakat.
“Terkait dengan rencana pembangunan ini, sudah berulang saya sampaikan. Aspek lingkungan tidak boleh dilanggar. Termasuk kawasan bentang alam karst (KBAK). Itu juga yang disampaikan warga kepada saya,” katanya.
Meski tidak masuk kawasan karst, Hadi menyempatkan diri melihat beberapa sumber mata air warga di Desa Sekerat. Pada kesempatan itu, Hadi meminta ditunjukkan langsung peta pembangunan pabrik semen tepat di lokasi yang rencananya akan digarap PT Kobexindo dan Hongshi Holding Group.
Sejauh peta yang ditunjukkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim kepada Hadi, diketahui kawasan karst yang diusulkan untuk ditambang berada di luar KBAK. Penambangan batu gamping itu sendiri diketahui berada di tiga titik di Desa Sekerat dan Selangkau.
“Saya sudah diperlihatkan petanya, (pabrik semen) itu memang berbatasan dengan karst. Tetapi tidak di KBAK-nya. Makanya akan ada buffer zone, supaya tidak menyentuh langsung KBAK. Termasuk ketersediaan air baku di KBAK dan Sekerat tidak boleh ada yang terganggu,” tuturnya.
Dari pantauan Kaltim Post di lapangan, lokasi pembangunan pabrik semen di Sekerat dan Selangkau terbilang strategis. Karena karst yang akan ditambang berada tepat di pesisir pantai. Dengan demikian, untuk mengangkut dan mengirim barang nantinya cukup mudah. “Karst yang 822 hektare itu harus dimanfaatkan benar-benar secara maksimal. Bila perlu tidak usah dihabiskan semua, biar ada buffer zone,” ujarnya.
Meski belum memutuskan memberikan izin, Hadi menyebut, jika dari hasil kajian nantinya pembangunan pabrik dinilai layak, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan perusahaan yang berinvestasi di kawasan itu. Di antaranya kualitas pembangunan masyarakat di daerah itu.
“(Kalau jadi dibangun), aspek CSR (corporate social responsibility) harus diperhatikan. Itu sudah saya sampaikan ke masyarakat. Begitu juga dengan persoalan ketenagakerjaan,” katanya. “Memang, kalau kita lihat dalam pemaparan beberapa investor, ke depan pabrik semen itu akan melalui alih teknologi. Memang tenaganya tidak banyak, tapi dalam proses pembangunannya akan ada banyak manfaat nantinya,” sambung Hadi.
Dari sektor pembangunan, ada industri dan pekerjaan lanjutan dari pabrik semen dan itu melibatkan warga. Baik itu kaitannya dengan pengadaan maupun dari sektor kegiatan usaha lain. Di sisi lain, jika di Kaltim ada pabrik semen, maka kebutuhan semen di Benua Etam dapat dipenuhi dengan mudah.
“Keperluan semen di Kaltim menurut data statistik mencapai 2 juta ton per tahunnya. Mungkin setidak-tidaknya dapat kita ambil dari sini (pabrik semen) dengan harga khusus. Dengan begitu, kita tidak perlu terlalu mengharapkan suplai semen dari daerah lain,” tutur dia.
Mantan anggota DPR itu menyebut, pada dasarnya pemerintah berkewajiban untuk memastikan dasar-dasar kajian ilmiah atas rencana pembangunan pabrik semen. Baik melalui lembaga-lembaga terkait seperti dari Dinas ESDM dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Bila semua tahapan itu sudah dilewati dan dinyatakan memenuhi syarat, baru kemudian Pemprov Kaltim akan memutuskan sikap. Tak hanya itu, mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang itu akan dilibatkan melalui forum diskusi khusus terkait proyek bernilai belasan triliun tersebut.
“Ya silakan (mahasiswa dan LSM) duduk bersama (pemerintah). Tapi tidak perlu anarkis. Mau pihak LSM mana pun, nanti kami duduk bersama. Kita bicarakan peta yang di kepala mereka itu apa. Peta yang dari kami juga akan disampaikan. Jangan sampai yang dia (mahasiswa dan LSM) maksud berbeda. Kalau sudah sepakat baru kita putuskan bersama,” imbuhnya.
Diakui Hadi, di balik setiap rencana pembangunan jarang berjalan mulus. Pro dan kontra pasti ada. Selain itu, ia menyadari jika tidak semua pihak dapat menerima keputusan yang dibuat pemerintah, meski itu telah melalui sederet kajian dan penelitian dari berbagai lembaga.
“Tidak ada keputusan yang bisa menyenangkan semua pihak. Kalau mungkin ada pihak yang tidak setuju dengan alasan tertentu, ya silakan! Tetapi bila secara ilmiah dianggap terpenuhi, ya kita jalan,” ucapnya.
KUTIM TAK PERSOALKAN
Pemkab Kutim tampaknya menyambut baik rencana pembangunan pabrik semen di Sekerat dan Selangkau. Ada banyak pertimbangan yang diambil pemerintah. Salah satunya untuk membuka akses pembangunan di sejumlah daerah di Bengalon dan sekitarnya.
“Kami enggak muluk-muluk. Kalau ada pabrik semen di sini (Kutim), kami bangga. Ini pasti akan memberikan investasi yang terbaik bagi Kaltim dan Kutim,” tutur Wakil Bupati (Wabup) Kutim Kasmidi Bulang.
Di tengah penolakan mahasiswa dan LSM atas proyek itu, Ketua DPD Golkar Kutim itu meyakinkan, pihaknya akan terlebih dahulu memastikan pembangunan pabrik semen di karst tidak akan memberikan dampak lingkungan dan mengganggu ekosistem di sekitar kawasan itu.
“Sepanjang itu tidak melanggar aturan, tidak merusak lingkungan, mengapa tidak kami terima. Kami di Kutim saja enggak ada masalah. Lalu kenapa harus diperdebatkan,” imbuhnya.
Sebelum memutuskan menerima rencana pembangunan pabrik semen, Pemkab Kutim mengklaim telah melakukan diskusi dengan sejumlah pihak. Baik itu dengan ahli karst, badan geologi maupun ahli lingkungan. Termasuk berdiskusi dengan Kementerian ESDM sudah pernah dilakukan.
“Ngapain kita berdebat hanya karena persoalan yang tidak jelas. Kalau sepanjang tidak merusak lingkungan, tidak mengganggu ekosistem, tidak merusak cagar budaya, kenapa kita tidak memberikan peluang kepada mereka yang ingin berinvestasi,” ujarnya.
Menurut Kasmidi, di tengah keuangan pemerintah daerah yang kembang-kempis saat ini, sewajarnya pemerintah dan masyarakat membuka diri terhadap kegiatan investasi pembangunan. Karena itu dirasa perlu untuk menopang kegiatan ekonomi dan pembangunan di daerah.
“Kita lihat bagaimana sekarang anggaran Kutim sangat terseok-seok. Keberadaan investasi ini menjadi solusi. Bisa meningkatkan infrastruktur, peluang usaha terbuka, lapangan kerja tersedia, itu yang kita butuhkan di Kaltim dan Kutim khususnya,” tandasnya. (*/drh/rom/k8/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post