BONTANG – Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase membuka kegiatan sosialisasi atau workshop Penyusunan Dokumen Kebijakan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) yang digelar oleh Kementerian Kesehatan dan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang. Pemkot Bontang pun mendukung kegiatan tersebut secara proaktif .
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase mengatakan, globalisasi serta semakin cepat dan singkatnya perjalanan lintas dunia untuk perdagangan, wisata, bisnis, dan transportasi barang membuat permasalahan kesehatan lokal pun menjadi perhatian dan masalah dunia. Kota Bontang yang sudah ditetapkan sebagai kota industri berskala internasional ini, tentu memiliki pelabuhan laut dan udara. Sehingga mobilisasi penduduknya akan sangat cepat berubah.
“Kemajuan di Bontang sangat pesat baik itu di bidang pendidikan, industri, dan perdagangan, juga permukiman dan pemerintahan. Sehingga urbanisasi dan modernisasi dan tentunya permasalahan kesehatan juga semakin kompleks,” jelas Basri di Ruang Tanjung Pandan, Hotel Bintang Sintuk, Selasa (20/3) kemarin.
Hal tersebut, lanjut Basri, tentu merupakan faktor yang mempermudah munculnya penularan penyakit. Sehingga, Bontang juga tentunya dihadapkan pada ancaman darurat kesehatan masyarakat, akibat penularan penyakit menular lintas daerah, negara, bahkan lintas benua. Tak hanya itu, ancaman penyakit juga bisa disebabkan oleh nuklir, kimia, dan kerawanan pangan yang potensi penyebabnya harus menjadi perhatian bersama.
“Makanya setiap negara perlu menyiapkan sistem kesehatannya, untuk mampu menghadapi ancaman dan kemampuan untuk menanggulanginya,” terang dia.
Kemampuan negara pun, lanjutnya, akan diukur dari kapasitas mencegah, mendeteksi dini, melaporkan, dan melakukan penanggulangan terhadap suatu ancaman penyakit. Kemampuan tersebut juga dibangun untuk mencegah masuk dan menyebarnya bahaya atau meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
“Oleh karenanya, Bontang juga harus memiliki kemampuan untuk menghadapi KKM. Mari kita bersama-sama mendukung pelaksanaannya dan menjadi bagian dari kegiatan tersebut secara proaktif, agar dapat melihat perkembangan Kota Bontang menuju kota sehat yang nyaman untuk kita huni dan dapat dibanggakan.” ujarnya.
Ditambahkan Kasi Survelen, Imunisasi, Wabah dan Bencana Diskes-KB Bontang, Adi Permana, kegiatan sosialisasi tersebut bertujuan untuk menyusun dokumen KKM. Misalnya ketika ada wabah difteri, Adi menyebut bahwa pemerintah harus memiliki dokumen baku untuk penanganannya. Sehingga semua sudah terkonsep secara teratur.
“Sehingga ini sebagai antisipasi ke depan jika ada wabah penyakit, kami sudah siap. Jadi semua instansi terkait sudah memiliki peranan masing-masing dalam penanggulangan wabah itu,” ungkapnya.
Dari acara sosialisasi tersebut diharapkan Pemkot Bontang sudah dapat menyusun dokumen jika menemui masalah ke depan. “Contohnya seperti saat ini wabah difteri. Perusahaan pun sudah siap dengan peranannya, sehingga masing-masing mengetahui apa yang harus dilakukan,” tukasnya.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 55 orang peserta dan diisi oleh narasumber dari Subdit Survelen dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan, dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan Suhesti Dubela.(mga).
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: