SANGATTA – Hingga awal September, masih ada lima desa di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang belum menyerahkan laporan Dana Desa (DD) Tahap I. Bila itu berlarut-larut, tentu akan mempengaruhi pencairan DD tahap selanjutnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kutim, Suwandi mengatakan, dari data yang dimiliki Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) hingga awal September, baru 134 desa yang menyerahkan laporan realisasi penggunaan anggaran dan pengajuan pencairan tahap selanjutnya. Namun lima desa masih belum menyerahkan laporan DD Tahap I.
“Hal ini dipastikan berpengaruh pada pencairan DD tahap selanjutnya, padahal dananya sudah disiapkan pencairannya,” tuturnya belum lama ini.
Dia menambahkan, untuk realisasi DD Tahap II, sementara ini baru ada 121 desa yang sudah melaporkan realisasi penggunaan anggaran. Sedangkan 18 desa belum menyerahkan laporan realisasi dan pengajuan pencairan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kutim Irawansyah meminta agar camat dan kepala desa (Kades) segera melakukan koordinasi agar laporan realisasi anggaran bisa segera dilaporkan. Terlebih alokasi anggaran untuk DD tersebut tersedia dan siap untuk dicairkan.
“Selama ini upaya pembinaan dan pendampingan dalam penyusunan pelaporan realisasi anggaran DD pada masing-masing desa, sudah dilakukan oleh Pemkab kabupaten dan pusat. Sehingga tidak ada alasan lagi jika mengaku kesulitan dalam menyusun pelaporan,” terangnya.
Dijelaskan pula Irawansyah, keterlambatan dalam penyusunan pelaporan realisasi DD tersebut, kemungkinan besar dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya tidak adanya koordinasi antara Kepala Desa (Kades) dengan pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat.
“Untuk itu, diharapkan persoalan-persoalan komunikasi antar aparatur desa dapat dikuatkan dan dimaksimalkan. Agar dampak dari adanya DD bisa bermanfaat bagi desa dan dirasakan langsung oleh masyarakat desa setempat,” harapnya. (ver)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post