Salah satu penyakit mematikan dan belum memiliki obat adalah HIV dan Aids. Sejak pertama kali terdeteksi tahun 1980 di Afrika, sampai sekarang belum ada obat yang benar-benar mumpuni meredam virus dikelompokan dalam penyakit menular seksual (PMS).
Sekretaris KPAD Kutim Harmadji Partodarsono Harmadji menyebutkan, mereka yang mengidap HIV dan Aids rawan terkena penyakit apapun. Karena daya tahan tubuh mengalami penurunan. Sehingga penyakit apapun bisa masuk. Penyakit paling banyak di derita adalah tuberkulosis, disusul dengan demam, sakit perut, dan sakit kulit.
Dari sisi pengobatan, diakui, Kutim masih jauh ketinggalan. Mereka yang terobati baru 33 persen dari jumlah ODHA. Sementara 67 persen lagi belum sama sekali terobati. Kendala pertama, yakni minimnya obat antiretroviral. “Mereka yang mendapat pengobatan adalah yang sudah nge-drop 350 dari sidifor 1.000,” sebutnya.
Selama ini, distribusi antiretroviral dilakukan oleh pihak rumah sakit. Obat tersebut diberikan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Disesuaikan dengan Siha (Sistem informasi kesehatan) yang dilaporkan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
“Di Kutim yang sudah punya Siha adalah RSUD Kudungga dan Dinkes,” katanya.
Dijelaskan, masa renta penderita HIV ke Aids bergantung pola hidup sehat. Jika bersangkutan tidak merokok dan tidak minum alkohol. Terus nutrisi dan gijinya cukup, serta menjaga olahraga dengan baik. Maka penderita bisa bertahan hingga 10 tahun dari saat terinfeksi.
“Tapi kalau sudah Aids, maka sidifor sudah turun drastis. Penyakit jamur kulit sudah mulai masuk dan getah bening sudah mulai membengkak. Badan jadi kurus. Nafsu makan rendah. Paling lama bisa bertahan 2 tahun,” tuturnya.
Diakui, penanganan telah banyak dilakukan. Antara lain melalui program transmisi seksual. Terdapat dua sasaran, yakni populasi kunci PSK dan para pelanggan. Kepada mereka selalu diinggatkan untuk menghindari hubungan seks bersiko.
“Kalau bisa dihindari, ya hindari. Kalau pun enggak bisa, ya pakailah pelindung, kondom. Cara ini bisa mencegah adanya penularan ke orang lain, seperti ke istri atau suami,” sarannya. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post