Memiliki karier yang gemilang di perusahaan tambang bukan lantas membuat Arief berpuas diri. Malahan, demi bisa bermanfaat lebih banyak kepada masyarakat, dia rela berhenti bekerja dan memulai usaha kateringnya sendiri.
LUKMAN MAULANA, Bontang
Dilema, itulah yang dirasakan Arief di tahun 2009. Saat itu dia dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, meneruskan karier di PT Pamapersada Nusantara yang telah membesarkan namanya. Atau opsi kedua, fokus menjalankan usaha katering yang telah dirintisnya sejak 2002.
“Pada akhirnya saya putuskan untuk berhenti bekerja dan konsentrasi menjalankan usaha katering saya. Karena saya sadari saya tidak bisa menjalani keduanya terus-menerus. Saya khawatir performa saya di perusahaan menurun,” kenang Arief.
Memang, setelah menikah dengan pujaan hatinya Nancy Nur Aisyah di tahun 2002, Arief yang kala itu masih bekerja di tambang mulai membuka usaha katering kecil-kecilan. Kebetulan latar belakang sang istri pernah bekerja di dunia katering. Berbekal ilmu manajemen yang didapatkannya selama bekerja di tambang, Arief pun merancang desain dan perencanaan usaha katering. Sementara operasionalnya dijalankan sang istri.
“Saya merencanakan, istri yang menjalankan. Jadi waktu itu saya masih bekerja. Yang berat itu bagaimana saya bisa menjadikan bisnis berkembang, sementara di satu sisi performa saya di Pama harus tetap bagus, tetap profesional. Alhamdulillah saat itu target-target bisnis saya terlampaui, sementara pekerjaan saya di Pama tidak terbengkalai,” urainya.
Karier Arief di Pama sendiri terbilang gemilang. Memulai dari posisi mekanik dengan pekerjaan berat dan penuh tantangan, perlahan dia menjabat posisi supervisor. Jabatan itu menjadi jabatan terakhirnya ketika memutuskan berhenti bekerja. Padahal, kala itu dia hendak dipromosikan menjadi section head.
Usut punya usut, proyek katering besar di Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) membuatnya mantap melangkah keluar dari zona nyamannya. Pasalnya, proyek katering dari salah satu perusahaan tambang yang ada di sana itu terbilang besar. Dengan porsi makanan yang mesti dipenuhi mencapai 800 kemasan per hari. Ditambah lagi lokasi perusahaannya berada jauh di tengah hutan, dengan berbagai keterbatasan meliputi minimnya air dan ketiadaan listrik.
“Banyak jasa katering menolak order itu, kalaupun ada tidak bertahan lama. Saya juga waktu itu pikir-pikir, tapi kemudian saya putuskan untuk mengambil tantangan tersebut. Karena pikir saya waktu itu kalau tidak mengambilnya, saya tidak akan berkembang. Di luar dugaan saya berhasil menjalankan katering di sana bahkan sampai tiga tahun, sampai proyeknya selesai,” terang Arief.
Proyek di Samboja tersebut menjadi tonggak lahirnya CV Surya Boga Mandiri yang menjadi bendera bisnis katering Arief. Setelah sebelumnya meminjam badan usaha milik kerabatnya. Sejak itu, perlahan usahanya berkembang dari yang awalnya hanya memiliki 6 karyawan, kini memiliki 60 karyawan. Berbagai perusahaan pun memercayakan kebutuhan konsumsi pada CV Surya Boga Mandiri.
Kata dia, perkembangan usahanya tak lepas dari keberaniannya mengambil setiap tantangan yang ada. Arief mengaku menyukai tantangan, yang menurutnya bisa menguji kemampuan dirinya. Sehingga sebesar apapun risiko yang dihadapinya, dia tak ragu menghadapinya. Menurutnya setiap tantangan memiliki peluang yang sama, 50 persen gagal dan 50 persen berhasil.
“Sejak masih bekerja di tambang saya sudah terbiasa dengan tantangan. Jadi saya harus terus bersemangat dalam kondisi apapun,” tambah ayah empat anak ini.
Dalam mengembangkan usahanya, Arief menyebut sering membuat target. Target-target inilah yang kemudian menjadi acuannya. Pun begitu, dia selalu melakukan analisis dalam berbagai aspek usaha, termasuk dalam menerima pesanan dari perusahaan. Prinsip plan-do-check-action selalu diterapkannya di setiap sub perusahaan sekecil apapun.
“Saya selalu mengutamakan proses untuk menghasilkan yang terbaik. Saya tidak pernah menganggap sepele masalah-masalah yang timbul, sekecil apapun masalah itu. Dengan proses yang benar, insyaallah hasilnya juga akan mengikuti,” ujarnya.
Terkait promosi, Arief menyebut tidak memiliki strategi khusus. Yang dilakukannya sekadar memberikan proposal usaha kepada perusahaan-perusahaan. Bila ada yang tertarik dengan proposalnya, berikutnya dia melakukan presentasi usaha kateringnya pada perusahaan yang memanggilnya. Kata dia, promosi jasa kateringnya lebih bersifat dari mulut ke mulut.
“Mungkin karena saya selalu mengutamakan kualitas makanan yang saya sajikan, termasuk dalam pemilihan bahan-bahan makanannya. Sehingga banyak yang memesan pada saya,” tebak Arief.
Meski banyak perusahaan yang melakukan pemesanan, namun Arief tidak serta merta menerima semuanya. Bahkan dia beberapa kali menolak order yang datang padanya. Khususnya bila dia melihat perusahaan tersebut memiliki rekam jejak yang tidak baik. Menurutnya, hal ini mesti dilakukannya untuk menghindari kerugian yang akan terjadi di masa mendatang.
“Karena pengalaman teman-teman saya dulu ada yang seperti itu, pembayarannya terhambat karena pihak yang bertanggung jawab sulit untuk ditemui. Sementara keterlambatan pembayaran bisa berpengaruh pada kelangsungan usaha,” jelas pria kelahiran Surakarta 39 tahun lalu ini.
Yang mengagumkan, motivasi Arief dalam berusaha ternyata bukan sekadar mendapatkan keuntungan materi. Rupanya, keinginan kuat untuk memiliki usaha sendiri juga didasari nasihat kedua orangtuanya. Katanya, orangtuanya pernah berpesan kepadanya untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Hal ini menurutnya bisa diwujudkan dengan jasa kateringnya, di mana dia bisa menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru.
“Saya merasa sangat bahagia bila bisa memberikan pekerjaan kepada orang lain, bisa memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkarya. Ketika melihat mereka mendapat penghasilan buah kerja mereka, saya merasa menjadi manusia seutuhnya,” ujarnya.
Dalam mencari tenaga kerja bagi usahanya, Arief berucap tidak pernah melihat latar belakang pendidikan para pelamar. Keputusannya menerima seseorang untuk bekerja di CV-nya, khususnya untuk tenaga non-skill, dilihat dari bagaimana proses wawancara dilakukan. Meski cenderung memilih mereka yang memiliki semangat kerja dan berasal dari latar belakang kurang mampu, Arief mengaku sedih bila tidak semua pelamar bisa diterimanya bekerja.
“Saya ingin membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi masyarakat Bontang. Di satu sisi saya mesti melihat kondisi perusahaan saya. Karena itu saya selalu berusaha mengembangkan bisnis saya semakin besar, sehingga kebutuhan tenaga kerja pun semakin bertambah,” kata Arief.
Selama berkecimpung di dunia katering, banyak suka duka dilewatinya. Salah satu dukanya yaitu bila bahan baku makanan sedang kosong secara global. Misalnya gara-gara air laut tinggi, ikan menjadi langka. Harganya pun menjadi mahal. Biasanya Arief menyikapi hal ini dengan jauh-jauh hari memesan pada vendor. Dengan pengiriman dilakukan menjelang proses produksi agar menjaga kualitasnya tetap segar.
“Juga kadang saya mesti selalu siap memberikan pelayanan kapanpun. Termasuk saat hari-hari besar. Namun semua itu bisa diatasi dengan pembentukan sistem,” tambahnya.
Meski begitu diakui Arief, suka duka tersebutlah yang menjadi hidupnya menjadi berwarna. Karena dinamika usaha menjadikan hidupnya berwarna. Menurutnya, adakalanya usaha terhambat, ada pula kalanya berjalan lancar. Sehingga seberat apapun masalah yang dihadapinya, pantang baginya untuk mengeluh. Dia beranggapan keluhan adalah doa. Maka bila tidak mengeluh, dia yakin hasil usahanya akan menjadi baik.
Karenanya tidak mengherankan bila kini CV Surya Boga Mandiri dipercaya menangani dua ribu kemasan makanan dan seribu kemasan snack dalam satu hari. Rasa lelah tentu merayapinya. Namun rasa lelah ini dijadikannya sebagai teman hidup. Menurutnya selama hidup, manusia akan selalu merasa lelah. Tinggal bagaimana dia menyikapi rasa lelah tersebut.
“Salah satu cara menyikapinya yaitu dengan bersyukur kepada Allah karena masih diberikan aktivitas. Ikhlas jadi kunci hidup saya. Saya berusaha dan berdoa sebaik mungkin, ikhlas dengan hasilnya. Apapun yang terjadi, Allah yang menentukan,” tegas bungsu dari empat bersaudara ini. (bersambung)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post