SAMARINDA – Seorang anak berinisial N (2) yang sedang dirawat di RSUD A.W. Syahranie Samarinda terkena virus difteri. Gejala difteri juga diduga menjangkit F (4), N (11), dan S (18). Semua pasien sedang dirawat secara terpisah dengan pasien. Mereka diisolasi di ruangan tertutup.
“Satu orang sudah dinyatakan mengidap penyakit difteri. Kami telah melakukan uji laboratorium, kemudian pasien tiga orang masih diduga terkena virus difteri. Tiga orang ini diduga terkena difteri karena tampilan penyakit mirip, namun uji laboratorium belum ada,” kata dr. M Fabian Satrio, Kepala Unit Humas RSUD AW Syahranie, Jumat (5/1) kemarin.
Diakui dr. Satrio, N yang terkonfirmasi mengidap difteri sering bepergian ke Balikpapan. Namun dia belum bisa memastikan virus difteri yang menyerang N berasal dari kota tersebut. F diketahui mengidap difteri dengan keluhan awal radang di tenggorokan.
“Untuk memastikan N ini telah terkena difteri, kami sudah melakukan uji laboratorium dengan memeriksa tenggorakannya. Hasilnya, ada selaput putih di tenggorokannya. Maka kami pastikan dia terkena difteri,” katanya.
Dia mengaku, N memiliki kekebalan tubuh yang bagus. Selain itu, pihak keluarga sigap dengan segera membawanya ke rumah sakit. Ia akan diisolagi 10 hari ke depan untuk memastikan kondisinya pulih.
“Nanti di akhir 10 hari pengobatan pasien, kami akan melakukan uji laboratorium tambahan. Itu dilakukan agar pasien dipastikan terbebas dari penyakit difteri,” bebernya.
RSUD AW Syahranie memiliki obat khusus untuk penyakit difteri. Karena obat penyakit menular itu bukan obat langka. “Itu sebabnya antibiotik yang kami gunakan mudah didapatkan, karenanya mengobati penyakit difteri terbilang cepat,” ujarnya.
Pihak rumah sakit sudah memeriksa orang tua pasien. Hasilnya, orang tua N tidak terkena virus difteri. “Keempat orang tua pasien ini bertempat tinggal di tempat yang berbeda, jadi tidak ada satupun orang tua pasien yang mengidap difteri,” katanya.
Berdasarkan data RSUD AW Syahranie, N (2) yang terkonfirmasi mengidap difteri telah dirawat di rumah sakit sejak 31 Desember 2017 silam. Lalu F (4), yang telah dirawat sejak 27 Desember 2017.
Kemudian N (11) yang dirawat sejak 28 Desember 2017. Ia memiliki keluhan awal mengidap asma. S (18) yang baru saja masuk rumah sakit, sekitar pukul 11.00 Wita, Kamis (4/1) lalu, dengan keluhan nyeri di tenggorokan. Pasien yang berinisial S ini sedang hamil tujuh bulan.
Baik N maupun tiga orang lainnya yang diduga terkena difteri, diisolasi di ruangan khusus. Ruang isolasi tidak boleh dijangkau dan dimasuki orang lain selain petugas. Petugas yang merawat juga disuntik dengan vaksin agar tidak tertular penyakit difteri.
Isolasi dilakukan dengan menempatkan pasien di kamar tersendiri, karena penyakit difteri tergolong penyakit menular. Penularan penyakit tersebut sangat cepat melalui udara.
“Isolasi pasien yang diduga terkena penyakit difteri dilakukan selama 10 hari dengan memberikan antibiotik. Adapun yang positif difteri, kami tambahkan serum anti bakteri,” ujarnya.
Sementara itu, terkonfirmasinya N sebagai pengidap difteri ditanggapi secara serius oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda. Karenanya, Dinkes telah mengirim uji kultur darah pasien ke Jakarta. Penentuan Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap virus difteri masih menunggu hasil uji darah tersebut.
Plt. Kepala Dinkes Samarinda, Rustam mengatakan, metode yang digunakan untuk menyatakan KLB adalah pemeriksaan kultur darah. Pemeriksaan kultur darah dilakukan di Jakarta.
Kultur darah adalah pemeriksaan laboratorium di mana darah pasien diambil, kemudian dipindahkan ke dalam botol yang mengandung media pertumbuhan untuk menentukan bakteri penyebab infeksi yang telah menyerang aliran darah.
“Standar KLB melalui kultur darah itu didasarkan pada kebijakan Menteri Kesehatan. Selama hasil uji kultur darah belum keluar, kami belum bisa menyampaikan ke pemkot bahwa ini sudah termasuk KLB,” kata Rustam.
Dikatakan Rustam, jika Dinkes sudah mendapatkan hasil uji kultur darah, pihaknya akan segera menyampaikannya ke pemkot. “Nah, pemkot yang akan menentukan KLB. Sedangkan kami hanya menunggu dan menyampaikan uji kultur darah dari Jakarta,” tegasnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: