SAMARINDA – Wabah difteri di Kota Samarinda semakin meluas. Sampai Sabtu (13/1) kemarin, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syahranie (AWS) sudah merawat 21 orang pasien. Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sudah mendapatkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan, supaya ada perhatian khusus terhadap penyebaran virus difteri di Kota Tepian.
“Sudah lima orang yang dipulangkan karena sudah sembuh. Sedangkan sisanya sedang di rawat di rumah sakit AWS,” ujar Kasi Promkes Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Samarinda, drg. Deasy Evriyani.
Dengan adanya pasien yang dinyatakan sembuh, Deasy menegaskan bahwa penyakit difteri bisa diobati. “Masyarakat tidak perlu takut, tapi tetap waspada. Memang benar penyakit ini berbahaya, tetapi bisa disembuhkan. Saya himbau masyarakat untuk menerapkan hidup sehat, supaya tidak tertular virus difteri,” imbuhnya.
Walaupun pasien difteri terus meningkat, sampai saat ini pemkot belum menetapkan KLB. Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang beralasan, pemerintah urung menetapkan KLB karena masih menunggu uji bakteri biakan (kultur) yang dilakukan tim laboratorium dari Surabaya. Jika uji kultur sudah diketahui, maka pemerintah akan segera menetapkan KLB.
“Kami masih menunggu uji kultur dari Surabaya. Tunggu saja. Hari Senin kami akan rapatkan. Kami bicarakan lebih dulu. Bagaimana proses penetapan KLB ini. Jika sudah laik, kami akan segera menetapkan KLB,” ujar Jaang.
Disinggung soal anggaran KLB, dia mengaku sudah menyediakan anggaran untuk membiayai pelaksanaan KLB difteri. Anggaran tersebut akan digunakan untuk imunisasi massal dan sosialisasi bahaya difteri.
Sedangkan tahapan sebelum penetapan KLB sudah dijalankan. Salah satunya melokalisasi pasien yang terjangkir virus difteri. “Imunisasi sudah dilakukan di posyandu di masing-masing kelurahan. Kami melakukan imunisasi terhadap 2.300 anak,” katanya.
Anggaran imunisasi ribuan anak tersebut dibiayai pemerintah. Jaang menegaskan, masyarakat harus mengikuti imunisasi. Jika terkendala pembiayaan, pemerintah sudah menyiapkan imunisasi gratis. Sedangkan bagi kalangan masyarakat yang mampu secara ekonomi, bisa dilakukan secara mandiri, karena biaya imunisasi relatif murah.
“Untuk usia tujuh tahun ke bawah bisa mendapatkan vaksin di posyandu. Jika ada orang tua yang belum mengimunisasi anaknya, segera lakukan imunisasi supaya tubuh anaknya kebal virus difteri,” imbuhnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: