Kisah Inspiratif Warga Bontang: Muhammad Nur Fuad (140)
Mendengar pelbagai curahan hati (curhat) dari keluarga-keluarga miskin sudah menjadi keseharian Muhammad Nur Fuad. Memulai pekerjaan sosial sebagai pendamping, kini Fuad dipercaya menjadi koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Taman.
LUKMAN MAULANA, Bontang
Selepas menyelesaikan pendidikan di Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) jurusan Teknik Kimia tahun 2012, Fuad segera melamar pekerjaan ke berbagai instansi. Sempat magang di Badak LNG, Fuad lantas lulus seleksi penerimaan pendamping PKH tahun 2013 dari Kementerian Sosial (Kemensos). Lolos seleksi, Fuad pun mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) di Tenggarong.
“Awalnya masih belum paham apa itu PKH. Di diklat itu saya diajarkan apa saja yang mesti dilakukan sebagai pendamping PKH,” ungkap Fuad.
Dia menjelaskan, PKH adalah program bantuan tunai bersayarat dari Kemensos. Program ini ditujukan pada keluarga miskin yang memenuhi salah satu dari komponen yang dipersyaratkan. Di antaranya dalam keluarga tersebut ada ibu hamil, balita, anak usia sekolah, penyandang disabilitas berat, atau lanjut usia (lansia) dia atas usia 70 tahun.
Sebagai pendamping PKH, tugas Fuad pertama kali adalah melakukan pemutakhiran data validasi awal benar atau tidaknya data keluarga miskin yang diusulkan masuk PKH. Dia juga harus ada memantau penyaluran bantuan tunai di setiap tahapannya.
Selain itu, Fuad melakukan verifikasi ke posyandu dan sekolah-sekolah untuk memastikan kewajiban-kewajiban penerima PKH terpenuhi.
“PKH ini merupakan program tunai bersyarat. Ada kewajiban yang mesti dilakukan keluarga penerima bantuan ini, tergantung komponen yang dimiliki. Misalnya untuk ibu hamil yang menerima bantuan ini mesti rutin melakukan pemeriksaan ke posyandu. Sementara untuk anak usia sekolah dari jenjang SD sampai SMA, tingkat kehadiran di sekolah harus mencapai 85 persen,” jelasnya.
Di luar tugas-tugas rutin tersebut, Fuad juga harus siap kapan saja dibutuhkan terkait kepentingan PKH. Misalnya ketika ada bantuan-bantuan untuk para peserta PKH, juga mengusulkan keluarga miskin yang patut masuk dalam PKH.
Dalam menjalankan tugasnya ini, tak jarang Fuad mendapat halangan dari pihak-pihak terkait. Dia sempat dianggap mengganggu saat menanyakan data-data yang diperlukan.
“Sempat ada fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan yang protes saat saya meminta data kepada mereka. Misalnya saya minta data kehadiran di posyandu dan sekolah. Tapi itu karena mereka belum tahu saja seperti apa PKH ini. Setelah saya jelaskan, mereka mengerti,” terang Fuad.
Dalam perjalanan mengawal PKH, Fuad juga sempat kena omelan dari ketua RT. Pasalnya, ada warga yang dianggap layak masuk PKH namun belum terdaftar dalam program pengentasan kemiskinan ini. Sementara ketua RT mengklaim sudah mengusulkannya.
Fuad pun mesti menjelaskan bahwa ada prosedur yang mesti diikuti sebelum warga tersebut diterima dalam PKH.
“Ada tahapan dan juga syarat-syaratnya. Keluarga tersebut bisa jadi miskin namun bila tidak ada salah satu komponen, tidak bisa masuk ke PKH. Sementara untuk usulan yang dianggap layak, tidak serta merta bisa langsung masuk. Menunggu ada pembukaan penerimaan baru dari Kemensos,” urai pria yang bercita-cita jadi pengusaha ini.
Mendapat omelan-omelan dari berbagai pihak memang sudah menjadi suka duka Fuad sebagai pendamping PKH. Meski begitu dia mengaku senang bisa terlibat dalam program pemerintah pusat ini. Karena dari profesinya sebagai pendamping PKH, dia bisa menjalin silaturahmi dengan masyarakat dan memahami bagaimana kondisi mereka.
“Saya ikut merasakan penderitaan mereka. Saya jadi lebih bersyukur dengan apa yang saya dapatkan saat ini. Saya jauh lebih beruntung dibandingkan dengan mereka,” kata Fuad.
Salah satu pengalaman paling berkesan yang pernah dialaminya yaitu ketika mendampingi salah seorang penerima PKH di Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan. Kala itu, putra penerima PKH tiba-tiba stres, sehingga membuat banyak orang datang ke rumah untuk menolong.
Namun karena terlalu banyak orang yang masuk ke dalam rumah, sehingga tanpa disangka membuat rumah tersebut roboh.
“Akhirnya keluarga itu terpaksa menginap di poskamling. Saya sebagai pendamping mereka terlibat membantu. Keluarga tersebut saya usulkan mendapatkan bantuan rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni,” kenangnya.
Sebagai pendamping PKH, Fuad menangani sebanyak 198 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang tersebar di tiga kelurahan. Yaitu Berebas Tengah, Satimpo, dan Tanjung Laut. Secara rutin setiap bulan dia melakukan pertemuan kelompok-kelompok PKM.
Dalam pertemuan tersebut Fuad kerap mendengarkan curhat dan keluhan dari masing-masing keluarga.
“Pengalaman berkesan saat menjadi pendamping PKH yaitu saat klien mencurahkan masalahnya kepada saya. Dari curhat itulah saya mencarikan solusi untuk permasalahan yang tengah mereka hadapi,” tambah pria kelahiran Temanggung, 28 tahun lalu ini.
Di tahun 2016, Fuad dipercaya menjadi koordinator PKH di Bontang. Sebagai koordinator, tugasnya melakukan koordinasi dengan para pendamping. Selain itu, dia juga melakukan koordinasi dengan atasan dan juga satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di Bontang, kaitannya dengan PKH.
Bila dulu sebagai pendamping dia lebih banyak bertemu dengan kelompok swadaya masyarakat, kini sebagai koordinator dia lebih banyak berkomunikasi dengan beberapa stake holders terkait.
Sebagai pekerja sosial yang tak terikat jam kerja, diakui Fuad, sempat mendapat protes dari sang istri. Pasalnya waktu bersama keluarga menjadi berkurang. Namun begitu, Fuad bisa menjelaskan bahwa sudah menjadi risiko pekerja sosial untuk siap siaga 24 jam kapanpun dibutuhkan.
“Prinsip saya lebih baik menolong sesama, demi meningkatkan keimanan kepada Allah,” pungkas sulung dari tiga bersaudara ini. (bersambung)
Nama: Muhammad Nur Fuad
TTL: Temanggung, 22 Februari 1988
Ortu: Zainuddin (ayah), Kartini (ibu)
Istri: Rindi Anggraini
Anak: Yusuf Al Ghiffari
Pendidikan: SD 006 Berebas Tengah (lulus 2000), SMPN 2 Bontang (lulus 2003), SMKN 1 Bontang (lulus 2007), Politeknik Negeri Samarinda (lulus 2012)
Alamat: Jalan Zamrud nomor 26 RT 42 Berebas Tengah
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: