SANGATTA – Sampai saat ini di Kutim, belum ada satupun laporan terkait warga yang terkena dampak negatif vaksin campak dan rubella (MR). Artinya, vaksin MR terbilang aman. Adapun kabar yang menyatakan dapat menyebabkan autis, lumpuh, ataupun meninggal dunia, dapat dipastikan tak berdasar alias hoaks.
Paling maksimal ialah demam. Namun, hal ini merupakan hal yang wajar. Itu merupakan efek dari suntik vaksin tersebut.
“Kalaupun ada, hanya kebetulan saja. Bertepatan dengan penyakit yang dideritanya,” ujar Kadiskes Bahrani Hasanal.
Adanya kemungkinan salah suntik, dirinya pun menepis hal itu. Sebab, semua tenaga kesehatan yang bertugas sudah dibekali pelatihan. Terbilang profesional.
“Jadi kami tegaskan, tidak ada laporan sampai saat ini. Tenaga kami yang kerja juga sudah dilatih semua. Sehingga semua aman,” katanya.
Sebenarnya kata dia, warga Kutim tak mempersoalkan dampak yang dihasilkan oleh vaksin MR, melainkan masalah keyakinan.
Masalah keyakinan inilah yang membuat sebagian warga enggan vaksin MR. Memang diketahui, vaksin ini haram. Akan tetapi, MUI sudah mengeluarkan fatwa mubah. Melihat, faktor kedaruratan.
“Ya masalah halal haram saja. Kalau masalah dampaknya, tidak ada laporan kepada kami. Karena memang, vaksin ini aman,” katanya.
Meskipun begitu lanjut dia, pro kontra tersebut tak mengurangi semangat diskes untuk melakukan vaksin massal. Bagi mereka yang menolak tak dipermasalahkan.
“Kami terus melayani sekolah yang ingin vaksin. Terus disosialisasikan. Seperti Muara Wahau sudah 90 persen. Sedangkan kecamatan lainnya masih rata-rata 50 persen,” katanya.
Jika dirangkum secara keseluruhan di Kutim, vaksin MR sudah mencapai 60 persen. Dirinya yakin dapat menembus 95 persen.
“Jika hal ini tercukupi, maka semua warga Kutim sudah terlindungi dari MR. Seperti halnya cacar. Sekarang sudah hilang,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post