BONTANG – Komisi III DPRD mendesak Pemkot Bontang untuk mengoptimalkan peran Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) yang terletak di Kelurahan Tanjung Laut Indah. Ketua Komisi III Rustam HS prihatin jika aset pemerintah itu tidak berfungsi maksimal.
“Harapan kami selaku Komisi III DPRD yakni aset yang dikelola UPT BBIP ini bisa jalan lagi. Sayang kalau ada asetnya tetapi tidak dioptimalkan,” kata Rustam usai memimpin rapat kerja, Selasa (2/10) lalu.
Dikatakannya selama ini UPTD tersebut telah melakukan pembudidayaan benih. Baik itu ikan kerapu, bandeng, maupun udang. Bahkan, tahun lalu UPTD ini berhasil menyumbangkan pendapatan asli daerah (PAD) sejumlah Rp 30 juta.
“Saya apresiasi walupun dengan anggaran minim tetapi sudah berkontribusi terhadap PAD Bontang. Apalagi jika dioptimalkan,” ucap politisi Partai Golkar ini.
Komisi III dalam waktu dekat juga akan mempertanyakan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim mengenai status wewenang dari BBIP itu sendiri. Pasalnya, dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, kewenangan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut diambil alih oleh pemerntah provinsi. Meskipun hingga kini belum ada petunjuk teknisnya.
“Kami akan menanyakan mampu tidak kalau mereka mengelola. Kalau mereka sanggup ya silakan tetapi jika hanya membuat hancur ya minta maaf saja,” ungkapnya.
Pria yang menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Golkar ini, tidak ingin aset yang sudah dibiayai APBD sejak 2012 menjadi mubazir. Adapun luas kawasan yang dikelola oleh UPTD BBIP sejumlah empat hektare. Dua hektare telah berbentu daratan sedangkan sisanya berbentuk kawasan mangrove.
“Jangan sampai rusak dan tidak terawat,” pintanya.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Aji Erlynawati mengatakan, selama ini upaya yang telah dilakukan membeli telur maupun benih ikan kecil dari luar daerah. Kemudian itu dirawat hingga berkembang biak.
“Sudah ada pasarnya setelah benih itu menjadi dewasa,” kata Aji.
Dikatakannya, alasan tidak langsung membeli benih yang sudah mulai dewasa karena terkendala pasokan makanan. Jika kurang, maka ikan kerapu memiliki sifat kanibal. Secara otomatis, ikan tersebut akan memakan ikan lainnya.
“Ini terjadi tahun 2016 semua hasil pembibitan justru saling makan-memakan. Akibatnya banyak ikan saat itu mati,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post