BONTANG – Panitia khusus (Pansus) Banjir DPRD dalam waktu dekat bakal menggelar inspeksi mendadak (sidak). Lokasi pertama yang bakal dituju ialah kawasan PT Indominco Mandiri. Ketua Pansus Banjir Bakhtiar Wakkang mengatakan, untuk kepastian waktu sidak tidak dapat diberitahukan saat ini.
“Nanti saja informasinya. Yang jelas dalam waktu dekat kami akan sidak,” kata pria yang akrab disapa Tiar ini, Kamis (18/10) kemarin.
Sidak ini juga memastikan sehubungan hasil kajian dari tim akademisi Universitas Mulawarman (Unmul). Di mana aktivitas pertambangan di bagian hulu bukan merupakan penyebab utama banjir tahun lalu. Meskipun ada potensi walaupun dengan skala relatif kecil. “Ada potensinya tapi kecil saja,” ungkapnya.
Tak hanya itu, beberapa titik juga akan dikunjungi oleh Pansus Banjir. Termasuk Waduk Kanaan dan beberapa daerah aliran sungai (DAS). Mengingat dari hasil kajian, banjir terjadi akibat dari kerusakan DAS.
“Rencananya empat titik yang bakal kami kunjungi nantinya,” ucapnya.
Sebelumnya, wacana untuk menggelar sidak sudah pernah tercetus Agustus silam. Saat itu, pansus mendapatkan informasi dari Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Mahakam Berau, bahwa sumber banjir berada di daerah hulu. Namun, rencana tersebut tertunda lantaran pansus ingin mendengarkan paparan dari tim akademisi terlebih dahulu.
Hasil kajian tim akademisi, kondisi DAS yang belum rusak dialiri 63 meter kubik per detik. Banyaknya rawa membuat Bontang tidak banjir. Sementara kondisi DAS rusak diperoleh debit air 92,83 meter kubik per detik. Pada debit besar ditambah kondisi tata guna lahan yang kurang akan resapan air membuat Bontang dipastikan terkena banjir.
Tata guna lahan pun menjadi sorotan. Mengingat beberapa daerah resapan air saat ini justru berubah fungsi menjadi daerah permukiman. Salah satunya, ialah warga yang menempati bantaran sungai. Meskipun beberapa di antara mereka telah mengantongi sertifikat.
Menurutnya, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah ialah dengan tidak memberikan fasilitas penunjang. Mulai dari pasokan aliran listrik maupun air. “Karena pasti orang akan mencari dua itu, jadi saya menyarankan untuk jangan diberi,” ucapnya.
Tim akademisi pun telah menyarankan agar pemerintah membuat bendungan di bagian hulu. Bukan itu saja, kolam retensi di bagian hilir juga dibutuhkan untuk menampung sementara debit air yang tinggi. Bahkan, tim Unmul pun juga meminta agar masterplan pengendalian banjir ditinjau kembali.
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Bontang Kamis (18/10) siang kemarin tak terlalu berdampak di wilayah Kota Taman. Dari hasil pantauan Bontang Post, tercacat di beberapa jalan raya langganan banjir tampak tergenang, meskipun tak tinggi. Di antaranya seperti di Jalan Kemakmuran dan Jalan Ahmad Yani depan Bank Dhanarta, serta Jalan Imam Bonjol turunan Polres. Meski tak parah, namun kondisi jalan ini tetap bisa dilewati pengendara. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang menyebut, dari hasil patroli anggotanya memantau titik pantau banjir, tidak ditemukan kondisi banjir yang cukup mengkhawatirkan.“Semua titik hanya sebatas tergenang. Kami imbau untuk tetap waspada saat musim hujan ini,” tukasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post