BONTANG – Masalah keterbatasan solar di SPBN Tanjung Limau masih menjadi momok bagi para nelayan. Sehingga bagi nelayan yang tidak mendapatkan solar, memilih untuk absen melaut.
Namun dalam waktu dekat, SPBN Tanjung Limau bersama Unit Pelaksana Teknis Pangkalan Pendaratan Ikan (UPT-PPI) menyediakan opsi BBM jenis dexlite. Sehingga bisa menjadi alternatif lain bagi para nelayan yang tidak kebagian jatah solar.
“Untuk harga memang lebih mahal. Solar per liternya Rp 5.150 dan itu harganya tetap. Berbeda dengan dexlite yang per liternya Rp 8.000 karena nonsubsidi,” kata Kepala UPT PPI, Robysai M Mallisa kepada Bontang Post, Rabu (31/10) kemarin.
Pria yang akrab disapa Roby itu mengaku, pihaknya bersama SPBN hanya memberikan pilihan. Ketimbang para nelayan tidak melaut, karena ketiadaaan solar. Memang diakuinya, harga dexlite lebih mahal. Namun dari segi kualitas, dexlite lebih bagus. Meski disediakan alternatif lain, namun Roby berujar, pengusulan penambahan jatah solar subsidi tetap akan dilakukan UPT-PPI. Mengingat jumlah kapal nelayan dari Bontang maupun luar Bontang mengalami peningkatan.
Tercatat, sejauh ini kepal-kapal dari luar Bontang yang ikut membeli solar di SPBN Tanjung Limau seperti dari Kutim, Sulsel, Sulbar, bahkan ada pula dari Donggala, dan Palu. Total keseluruhannya, mencapai 164 kapal.
“Selain faktor kenaikan jumlah kapal, intensitas melaut nelayan pun juga terus meningkat. Apalagi jika nelayan mendapatkan jatah solar bersubsidi di SPBN. Biasanya akan lebih rajin untuk melaut,” ujar Roby. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post