Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memutuskan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan (Mekeu) Sri Mulyani tidak terbukti melakukan pelanggaran kampanye.
Komisoner Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo ?mengatakan, laporan yang ditujukan kepada Luhut dan Sri Mulyani tidak memen?uhi unsur ketentunan pidana sebagaimana Pasal 547 UU Nomor 7/2017 tentang pemilihan umum.
“Status laporannya tidak terbukti ada pelanggaran karena tidak terpenuhi unsur-unsur pidana seperti dalam UU Pemilu,” ujar Ratna di Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (6/11).
?Menurut Ratna, keputusan tersebut diambil setelah dirinya dengan para komisioner Bawaslu lainnya menyelenggarakan rapat pleno, pada Senin (5/11) lalu. Sehingga memutuskan ?laporan itu tidak bisa dilanjutkan kembali.
“Tidak terbukti melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan pasangan calon,” katanya.
Lebih lanjut, Ratna juga menuturkan, dari keterangan Sri Mulyani menjelaskan tidak ada maksud untuk melakukan kampanye ?terhadap salah satu pasangan calon. Karena saat itu Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde bertanya kepada dirinya kenapa tidak boleh memberikan simbol dua jari yang diketahui maknanya adalah victory alias kemenangan.
?”Karena Presiden IMF bertanya kepada saya tidak bisa memakai simbol jari victory, itulah kemudian Sri Mulyani menjelaskan untuk mencegah jangan sampai kegiatan itu dimanfaatkan oleh kepentingan politik. Makanya saya katakan jangan pakai dua. Karena saat ini simbol ada maknanya, satu simbol untuk Jokowi, dua Prabowo. Itulah yang beliau jelaskan. Jadi tidak bermaksud melakukan kampanye untuk siapa saja,” ungap Dewi seperti menirukan perkataan Sri Mulyani.
Sebelumnya, Luhut dan Sri Mulyani dilaporkan ke Bawaslu karena ?tindakan dua menteri ini diduga menunjukan keberpihakan kepada Jokowi selaku capres di Pilpres 2019, saat acara penutupan International Monetary Fund (IMF)-World Bank pada Minggu (14/10). ?
Kejadian tersebut rupanya ramai di media sosial. Karena suara yang diucapkan Luhut Binsar Pandjaitan dan Sri Mulyani terdengar jelas.
Saat di atas panggung, Sri Mulyani meminta kepada Luhut Binsar Pandjaitan agar Christine Lagarde merubah pose dua jarinya. “Jangan pakai dua bilang, not two,” kata Sri Mulyani.
Kemudian, dengan cepat Luhut pun beraksi menimpali Sri Mulyani dengan menyarankan supaya menunjukkan jari satu saat foto bersama. “Not two not two,” ucapnya diselingi tawa.
Lantas Christine Lagarde dan Jim Yong Kim pun mengubah pose jarinya menjadi satu jari. Seperti yang diberintahan Luhut dan Sri Mulani. Seketika itu juga Sri Mulyani memberikan penjelasan kepada Christine Lagarde dan Jim Yong Kim alasan menunjuk jari satu.
?”Two is for Prabowo, one is for jokowi,” kata Sri Mulyani kepada Chrsitine Lagarde.
(gwn/JPC)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post