SAMARINDA – Masalah banjir di kawasan pergudangan di Jalan IR Sutami, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, seolah tak ada habisnya. Tak pelak, kondisi itu membuat warga setempat geram. Sebab, sampai kini masalah tersebut belum juga ditangani pemerintah.
Selain itu, yang membuat masyarakat geram, karena banjir yang terjadi di daerah itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Karenanya, masyarakat meminta pemerintah setempat turun tangan mengurai masalah itu.
Heni (33), salah seorang pengendara yang sering melintas di daerah itu ikut mengeluhkannya. Sebab menurut dia, hampir setiap hari air selalu tergenang di Jalan IR Sutami, tepatnya di depan daerah pergudangan.
“Daerah pergudangan inikan selalu jadi langganan banjir. Jangankan saat hujan, tidak hujan aja sudah tergenang,” ujarnya, Rabu (14/11) kemarin.
Sementara itu, Lurah Karang Asam Ulu, Norbaiti Zahra yang ditemui di kantornya kemarin sore, mengakui, bahwa daerah pergudangan kerap jadi langganan banjir. Meski begitu, upaya penanganan bukannya tidak pernah dilakukan pihaknya.
Menurut dia, bersama masyarakat setempat, tahun lalu pihaknya pernah melakukan pengerukan drainase di daerah itu. Hanya saja, lumpur di kawasan tersebut selalu menumpuk setiap kali hujan datang.
Bahkan lumpur di drainase itu sudah hampir setara dengan badan jalan. Untuk itu, pihaknya juga telah membuat surat untuk meminta dilakukan tindakan pengerukan untuk memperlancar aliran air.
“Kami bersama perushaan daerah (perusda) setempat telah berembuk dan akan mengajukan permintaan pengerukan drainase ke Dinas PUPR Samarinda. Kalau enggak pekan ini, kemungkinan pekan depan,” kata dia.
Kata dia, kendala dalam mengurai banjir di kawasan itu, karena air yang seharusnya teralirkan ke Gang Mujahiddin tidak begitu baik. Pasalnya, drainase di tempat tersebut sudah sangat tidak representatif untuk mengaliri air banjir dari jalan utama.
Di sisi lain, corong pembuangan air menuju Sungai Mahakam juga sudah tidak berkerja maksimal karena tertutup lumpur. Sehingga, diperlukan alternatif lain agar air tak lagi menumpuk di kawasan itu.
“Intinya, walaupun semua drainase di dalam dikeruk, kalau air tidak dapat keluar ke sungai Mahakam, sulit juga. Ini hanya penanganan jangka pendek. Sebab, drainase yang di depan kelurahan juga tidak lagi berfungsi,” sebutnya.
Ia menyadari, penanganan banjir di beberapa titik tersebut memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Sehingga besar harapannya penanganan banjir di kawasan itu mendapat perhatian dari Pemprov Kaltim.
“Kalau kita bicara masalah banjir, banyak kaitannya. Untuk penanganan jangka panjang, kita tidak bisa bekerja sendirian. Pemkot maupun pemprov harus kolaborasi menangani banjir,” pungkasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post