BONTANG – Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau yang biasa disebut orang gila mulai marak berkeliaran di Kota Taman. Dewan meminta agar pemerintah mengambil langkah gesit. Mengingat keberadaan dari ODGJ pun dapat menganggu kenyamanan hingga jiwa orang lain.
Sehubungan dengan penanganan ODGJ, Ketua Komisi I Agus Haris pun menyesalkan adanya birokrasi yang panjang. Mulai dari pelacakan identitas, pemeriksaan kesehatan, hingga dibawa ke rumah sakit jiwa. Seharusnya penanganan justru lebih cepat.
“Birokrasi yang panjang seperti ini mempersulit diri sendiri. Kami menyesalkan,” kata Agus Haris kepada Bontang Post, Rabu (21/11).
Ia pun meminta kepada OPD terkait duduk bersama untuk mengambil keputusan penanganan ODGJ. Selain itu, politikus partai Gerindra ini berujar bahwa aparat keamanan dalam hal ini kepolisian dan Satpol PP harus melakukan langkah gesit mengamankan ODGJ. Sebelum pemeriksaan berlanjut dilakukan.
Berdasarkan kasus sebelumnya, di mana terdapat ODGJ yang berbuat nekat dengan menyetop kendaraan bak terbuka. Padahal di belakang kendaraan tersebut terdapat kendaraan lainnya.
“Kalau seperti ini bisa membahayakan orang. Karena kalau tertabrak pasti yang disalahkan pengemudi kendaraan. Namun jika mengerem mendadak pasti akan menyebabkan kecelakaan beruntun,” ujarnya.
Berkenaan dengan penampungan, Agus mengusulkan untuk ditempatkan di salah satu bagian di lembaga pemasyarakatan (lapas). Jika tidak melanggar hak asasi manusia. Mengingat Bontang belum memiliki Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) bagi mereka yang ditelantarkan oleh keluarganya.
Diberitakan sebelumnya, keberadaan ODGJ mengganggu masyarakat. Bahkan beberapa dari mereka juga telah dilaporkan karena sudah membuat suasana menjadi tidak kondusif.
Pekerja sosial (peksos) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-P3M) Suratmi menuturkan, ODGJ terbagi dalam tiga kategori, ringan, sedang, dan berat.
Kondisi ringan dan sedang kata dia, masih bisa berpotensi sembuh. Asalkan, pemicu menjadi ODGJ tidak teringat kembali. Namun untuk yang kategori berat, maka sulit untuk kembali normal.
“Namun kebanyakan pihak keluarga justru cuek dan enggan mengurusi lagi. Sehingga ketika tidak ada yang mengontrol kesehatan dan jadwal minum obatnya, orang tersebut akan kambuh lagi dan kembali berkeliaran di jalanan,” pungkas Suratmi. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post