Pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama pengadaan alat uji virus korona dengan pemerintah Singapura. Dari pembicaraan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada pekan lalu, kerja sama dilakukan melalui business to business (b to b).
Pada Rabu, 11 Maret lalu, dua petinggi PT Kimia Farma, bagian dari holding farmasi Badan Usaha Milik Negara terbang ke Singapura. Menggunakan pesawat Garuda Indonesia pada pagi hari, keduanya kembali pada hari yang sama dengan membawa enam boks alat penguji korona.
Juru bicara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Deni Surjantoro, membenarkan adanya barang masuk dari Singapura yang berhubungan dengan korona. “Namun saya tidak bisa menjelaskan isinya,” ujar Deni.
Direktur Utama PT Bio Farma, perusahaan induk holding farmasi, Honesti Basyir membenarkan kabar bahwa dua anak buahnya berangkat ke Singapura. Namun dia mengatakan perusahaannya belum membeli alat tes dalam jumlah besar karena perlu pengujian lebih dulu.
Honesti mengatakan perusahaan juga mencari alternatif alat tes dari negara lain. “Kami juga masih membuka kemungkinan mencari alat tes lain dari Korea atau Cina,” ujar Honesti.
Kerja sama Indonesia dan Singapura terkait pengadaan alat uji korona ini bermula dari tawaran Temasek Foundation International pada 13 Februari lalu. Ketika itu, Chief Executive Temasek Foundation International Benedict Cheong menulis surat kepada Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya.
Isi surat itu menginformasikan alat pendeteksi virus korona bernama VereCoV Detection Kit. Dalam satu kali pengujian, alat tersebut diklaim bisa mendeteksi dan mengidentifikasi Covid-19 serta membedakannya dengan virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Hasilnya pun terlihat dalam dua setengah jam.
Melalui surat yang sama, Benedict Cheong menyatakan ada 500 unit alat itu yang tersedia pada pertengahan Februari lalu. Ia menyatakan Temasek siap bekerja sama dengan instansi yang ditunjuk untuk mengukur hasil pengujian alat yang dikembangkan di Veredus Laboratories, perusahaan bioteknologi yang berbasis di Singapura. (tempo)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post