Intip Usaha Didi Si Tukang Cukur
Walaupun kecil-kecilan, jika usaha dirintis dengan serius pasti akan membuahkan hasil. Hal ini dibuktikan Didi (37), tukang cukur di kawasan Sangatta Selatan.
AWALNYA Didi hanya numpang karena tak memiliki rumah . Pria yang saat ini tinggal di Desa Sangatta Selatan Kecamatan Sangatta Selatan tersebut sudah mampu membangun rumah sendiri dari hasil potong rambut. Meskipun pembangunannya dilakukan secara bertahap.
“Alhamdulillah sudah bisa beli tanah di Sangatta beberapa kapling. Sekarang sudah bertahap membangun rumah. Ini semua kami dapat dari hasil potong rambut kecil-kecilan selama empat tahun belakangan ini,” ujar Didi.
Ayah dua anak ini mengaku, usaha kecilnya tersebut dibuka sejak pukul 17.00 wita hingga 22.00 wita. Dalam setiap harinya diperkirakan ada sekitar 25 hingga 50 pelanggan yang meminta jasanya. Untuk potong rambut dewasa di bandrol Rp15 ribu rupiah, anak kecil, dan pelajar Rp10 ribu, pirang Rp20 ribu, dan ukir rambut Rp5 ribu.
“Jadi untuk omset yang kami dapat dalam semalam bisa sebesar Rp50 ribu sampai Rp1 juta. Kemungkinan dalam sebulan bisa Rp10 sampai Rp15 juta. Itu masih kotornya. Karena kami harus keluarkan uang bayar dua lampu, dan sewa tempat sebesar Rp400 ribu. Meskipun tidak seberapa tetapi sudah bisa mencukupi untuk kebutuhan hidup,” katanya.
Sebelum mimpi itu terwujud, dirinya mengaku menggunakan modal nekat mengadu nasib di Kutim. Lantaran baru menginjak tanah Kutim, terpaksa ia menumpang di rumah warga yang dikenalnya.
“Jadi pada saat saya datang ke Kutim, menggunakan modal nekat aja. Uang secukupnya saja. Tetapi karena ketegaran dan keinginan yang kuat untuk merantau, akhirnya ada jalan,” katanya.
Keesokan harinya ia langsung meminta pinjaman tanah untuk membuka usaha. Beruntung, tetangganya tersebut langsung memberikan penyewaan dengan harga yang miring. Tak ingin lama menumpang ia langsung membuka gubuk kecil untuk usaha tempat cukur. Baiknya dinding dan atap dibantu cuma-cuma sama yang punya rumah.
“Awalnya saya hanya mebawa satu alat cukur. Tetapi pas dipakai beberapa hari rusak lagi alatnya. Karena enggak ada alat saya beranikan diri pinjam. Alhamdulillah beberapa kali mencukur bisa membeli alat sendiri,” kata pria dua anak itu. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post