bontangpost.id – Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mendapat sorotan Wali Kota Bontang Basri Rase. Salah satunya yakni posisi direksi Perusda Aneka Usaha dan Jasa (AUJ) dan anak perusahaannya. Ia menjelaskan durasi jabatan salah satu BUMD tersebut akan habis Desember nanti.
“Saya akan rombak total itu. Cari orang yang profesional,” kata Basri.
Harapannya dengan penyegaran ini dapat memiliki bidang usaha yang lebih menjanjikan. Tentunya dengan keuntungan yang dikantongi ke depan menjadi lumbung pendapatan asli daerah (PAD). Menurutnya, praktis tidak ada beberapa tahun belakangan tidak ada dividen yang masuk kas daerah.
Disinggung rencana perombakan, ia berjanji tidak akan melakukan intervensi. Aspek kedekatan politik pun bakal dihindari. Oleh sebab itu, perlu orang yang berkompeten dan profesional yang duduk di posisi tersebut.
Misalnya Badan Usaha Pelayaran (BUP) akan dicari pensiunan dari Pelindo, KSOP, atau Dirjen Pelabuhan Laut. Sehingga punya akses, pengalaman, dan paham di dunia itu. Jika posisi keuangan bakal mengambil dari pensiunan PNS yang paham masalah regulasi atau perbankan.
“Saya coba urai satu per satu,” ucapnya.
Selain itu, Pemkot juga telah meminta bantuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit investigasi terhadap KM Ro-Ro. Termasuk dengan adanya gugatan perdata terhadap Pemkot. Di mana Pemkot digugat oleh penyewa kapal yakni PT Gelora Kaltim sebesar Rp 33 miliar.
“Termasuk itu. Makanya mau diurai. Karena di UU perseroan itu pemilik saham ketika ada masalah hukum tidak ada sangkut pautnya,” tutur dia.
Sebagai informasi, pemkot telah menyuntikkan anggaran sebesar Rp 61 miliar ke Perusda AUJ. Angka itu akumulasi sejak perusahaan pelat merah tersebut didirikan pada 2001. Terakhir bantuan modal dikucurkan pada 2015. Selama kepemimpinan mantan direktur Dandi Priyo Anggono.
Sebelumnya, pada 2018 kas yang diterima oleh pimpinan direksi baru hanya Rp 92 juta. Dana yang tak seberapa itu digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan gaji karyawan. Lantas jelang akhir 2019 dilakukan perombakan direksi besar-besaran. Akibatnya kas menyusut menjadi Rp 9 juta. Karena sebelumnya tak ada kegiatan untuk menyuntik pendapatan perusahaan. Pada penutup 2019, ternyata Perusda AUJ mampu membukukan pendapatan Rp 1,3 miliar dari sewa kapal Ro-Ro. Kemudian dari videotron Rp 300 juta. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post