BONTANG – Lokasi wisata baru di Kota Taman, Bontang Mangrove Park (BMP) diresmikan Senin (19/3) kemarin. BMP diresmikan oleh Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni.
BMP yang secara strategis masuk wilayah Kelurahan Bontang Baru dan Bontang Kuala itu merupakan bagian dari Taman Nasional Kutai (TNK) dengan luasan kurang lebih 200 hektar. Awalnya, kawasan tersebut tidak dikembangkan sebagai objek wisata. Namun dalam perkembanggannya, potensi wisata yang dimiliki kawasan TNK cukup besar untuk dikembangkan.
Kepala Balai TNK Nur Patria mengatakan, dulu area BMP tak lepas dari kegiatan negatif seperti ngelem dan mabuk. Tetapi saat ini, dalam 45 hari sejak dibukanya BMP sudah tembus 9.000 pengunjung. Dirinya pun optimististis pengunjung akan terus bertambah sesuai target pemerintah 13 ribu kunjungan. “Dalam 2 ulan kami yakin bisa lampaui target. Jadi saat ini saya buktikan bahwa nilai wisata punya nilai tersendiri. Saya juga katakan pada pusat bahwa BMP mampu mengeliminir hal-hal negatif tersebut,” jelasnya dalam acara peresmian BMP dan peringatan Hari Bakti Rimbawan serta Hari Hutan Internasional, Senin (19/3) kemarin.
Hal tersebut tentu berkat dukungan dan kerja keras Pemkot Bontang juga dari Rakata yang tanpa dibayar mendesain BMP jadi bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai wisata. Tak lupa juga Nur mengucapkan terima kasih kepada PT Indominco, PT XL Axiata, PT PLN, PT Pertamina, dan RSUD Bontang. “Kami berterima kasih kepada warga sekitar yakni Kelurahan Bontang Baru dan Bontang Kuala, kader konservasi, Pramuka Sakawana Bakti, serta komunitas atau pelajar yang turut membantu,” ungkapnya.
Di dalam BMP, terdapat jembatan kayu sepanjang 1.370 meter. Tahun 2018 ini rencananya akan ditambah 700 meter, sehingga pengunjung tak perlu memutar jauh untuk keluar dari BMP. Gazebo di dalam juga sudah terdapat 5 buah dan akan ditambah 5 lagi di tahun ini. Yang tak kalah penting ialah BMP memiliki view tower selain untuk melihat pemandangan, menara ini juga untuk memantau kebakaran di area wisata. “Saya ingin sampaikan sesuatu yang menjadi polemik bahwa BMP ini dikelola dengan sistem PNBP reguler Rp 5 ribu dan weekend Rp 7.500 itu berdasarkan PP nomor 12 tahun 2014. Jadi bukan masuk kantong kepala balai atau TNK, tapi pure masuk ke kas negara,” terang dia.
Terdapat 3 pilar yang dijaga di BMP itu, Nur Patria merincikan pilar konservasi atau ekosistem, lalu edukasi, dan fungsi adventure atau rekreasi. Kesempurnaan dalam 3 fungsi itu diharapkan harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu perwakilan dari Dirjen Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan, Kasubdit Panas Bumi dan Karbon Kementerian LHK Agus Suharta mengatakan, dengan adanya BMP merupakan wujud yang memberikan manfaat bukan saja terhadap pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, tetapi juga kepada masyarakat. “Kami menyampaikan penghargaan kepada Balai TNK dan jajarannya juga Wali Kota Bontang, mitra dan semua pihak yang telah bersama-sama menggulirkan idenya untuk BMP. Semoga objek wisata alam yang baru ini memberikan manfaat untuk pelestarian hutan mangrove Bontang, juga manfaat ekonomi kepada masyarakat,” sambungnya.
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni pun mengajak seluruh masyarakat Bontang untuk komitmen terhadap lingkungan. Apalagi hal itu untuk keberlangsungan hidup anak cucu nantinya. “Jangan hanya memikirkan diri sendiri, tetapi komitmen pelestarian lingkungan ini untuk kebaikan anak cucu kita di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wali Kota Bontang dan wakilnya, Dandim 0908/BTG, kepala OPD di Bontang, Lurah Bontang dan Kepala Desa Sangatta, perwakilan perusahaan, serta seluruh UPT KLHK di Kaltim. (mga/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: