SANGATTA – Ratusan massa mendatangi gedung KPU Kutim, Selasa (13/3) kemarin. Mereka mengamuk karena tak puas dengan hasil perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kutim.
Anggota Polres Kutim dibantu Kodim 0909 Sangatta dan Lanal Sangatta mencoba menengahi dan memediasi. Namun masa yang sudah tersulut emosi tetap bersikukuh bahwa hasil perhitungan para saksi mereka di lapangan yang benar, bukan hasil rekapitulasi oleh KPU.
Ketua Koordinator massa tiba-tiba memberi komando kepada massa untuk melepari aparat dengan botol minuman. Aksi dorong-dorongan pun terjadi antara pendukung paslon dengan aparat TNI Polri. Massa semakin beringas, mereka semakin gencar mendorong dan melakukan lemparan.
Personel bersenjata gas air mata, pasukan bermotor hingga water canon pun dikerahkan untuk membubarkan masa, hingga akhirnya keadaan pun kembali kondusif. Beberapa provokator berhasil diamankan. Kejadian ini merupakan penggalan simulasi penanganan Pilkada yang digelar Polres Kutim.
“Ini dalam rangka deklarasi damai, deklarasi netral, dan simulasi Sispamkotan dalam rangka Pilkada,” ujar Kapolres Kutim, AKBP Teddy Ristiawan.
Dia menggungkapkan simulasi yang diselenggarakan bukan hanya latihan, namun berguna mengukur kesiapan jika tim pengamanan dihadapkan pada situasi serupa. Selain itu porsi dari tiap personil sudah bisa dipersiapkan jauh hari agar tidak menganggu tugas rutin.
“Anggota Polres berjumlah 480, untuk pengaman Pilgub 2018 diterjunkan sekitar 300, sisanya menjalakan tugas rutin seperti di lalu lintas dan pelayanan masyarakat lainnya,” kata Kapolres.
Tidak hanya kesiapan anggota polres Kutim, pihaknya juga sudah menyakini segala perlengkapan anggota untuk pengamanan. Selain itu, dirinya mengatakan sudah menyiapakan perlengkapan untuk pengamanan. Hal tersebut berguna untuk mengahadapi jika terjadi kerusuhan.
“Tidak hanya anggota saja yang kami siapkan. Namun perlengkapan merekapun kami perhatikan. Hal tersebut guna menjaga jika sewaktu-waktu mereka dihadapkan dengan konflik,” kata Kapolres.
Teddy menegaskan kepada seluruh anggotanya agar dapat meningkatkan kinerja. Baginya momen Pilkada seperti ini merupakan waktu yang rentan dengan permasalahan.
“Waktu-waktu seperti saat sangat sensitif. Semua personel harus bekerja lebih untuk pengamanan kali ini,” sambungnya.
Dirinya berharap kepada masyarakat dan tim pemenangan untuk menjaga kondusifitas. Menurutnya perbedaan visi misi tidak akan menjadi permasalahan yang berpotensi menimbulkan permusuhan.
“Saya berharap agar pemilihan kepala daerah dapat berjalan lancar. Karena keamaan bukan hanya tanggungjawab kepolisian saja. Tapi mari kita sama-sama menjaga ketertiban di Kutim. tutupnya. (dy/*lel)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: