Mengungkap Riwayat Kawasan Tanjung Limau
Kawasan Tanjung Limau disebut memiliki aspek historis yang berkaitan erat dengan asal mula Kota Bontang. Dalam momen pemekaran wilayah yang akan digulirkan, usulan untuk menyatukan wilayah yang terbagi dalam dua kelurahan ini menjadi satu kelurahan baru kembali mengemuka. Lantas, bagaimana sebenarnya cikal bakal munculnya kawasan Tanjung Limau?
Selama pemerintahan kotamadya, kawasan Tanjung Limau secara administratif terbagi ke dalam dua kelurahan. Yaitu sebagian di kelurahan Gunung Elai, dan sebagian lagi di kelurahan Bontang Baru. Keduanya berada di kecamatan Bontang Utara. Namun jauh sebelum itu, Tanjung Limau pernah menjadi sebuah kampung yang tunggal di dalam wilayah Bontang yang masih berupa kecamatan.
Bahtiar Tenohan, keturunan pendiri kampung Haji Tenohan, merangkum riwayat Tanjung Limau dengan bersumber dari tokoh Tanjung Limau, Masuarah dan Sanabo. Dalam riwayat yang disimpan Forum Aspirasi Masyarakat Tanjung Limau Bersatu tersebut, dikisahkan ihwal berdirinya salah satu kampung tertua di Bontang ini.
“Tanjung Limau pertama kali dibuka tahun 1961 dan melalui 4 tahapan sebagai daerah pemukiman,” kata Bahtiar Tenohan dalam pembuka riwayat tersebut.
Tahap pertama di tahun 1961, dibuka lahan seluas 20 hektare berlokasi di hilir dengan batas dari Masjid Nurul Huda hingga pelabuhan. Tahap kedua, dibuka lahan sekitar tahun 1963 seluas 20 hektare mulai dari Masjid Nurul Huda sampai Kantor Camat Bontang saat itu. Lahan ini disebut daerah hulu Tanjung Limau.
Tahap ketiga di tahun 1965, dibuka kembali wilayah seluas 10 hektare yang luasnya hingga seberang lokasi yang kini berdiri gudang dinamit Denarhanud Rudal 002 Bontang. Tahap keempat sekaligus terakhir terjadi sekitar tahun 1968, ketika berdatangan para pengungsi dari Mamuju ke Tanjung Limau. Kedatangan mereka membuat ketua kampung saat itu yaitu Haji Tenohan mengurus kembali izin perluasan untuk penampungan pengungsi.
“Oleh wedana, diberi izin perluasan sebesar 10 hektare yang kini dikenal dengan nama Tanjung Lumut. Sehingga luas wilayah Tanjung Limau sekitar 60 hektare,” ungkap Bahtiar.
Adapun nama Tanjung Limau diberikan kepada kampung ini karena di atas tanahnya tumbuh tanaman jeruk limau. Bahkan tanah di Tanjung Limau pernah dijadikan lokasi penanaman jeruk Pontianak dan hasilnya memuaskan.
Kepemimpinan di Tanjung Limau dijabat beberapa kali dengan beberapa sebutan untuk pejabatnya. Di antaranya yaitu ketua kampung, ketua rukun tetangga, dan ketua dusun. Haji Tenohan menjadi orang pertama yang memimpin di kawasan ini. Dan atas perkembangan Bontang Baru, Kampung Sidomulyo dimekarkan lagi menjadi Kampung Jawa. Wilayah Tanjung Limau kemudian diciutkan hingga daerah yang kini berdiri Kodim 0908/BTG di Jalan Awang Long.
Dari situlah Tanjung Limau berubah status jabatan pemimpinnya menjadi kepala dusun. Dengan daerahnya menjadi Dusun Tanjung Limau. “Dan sekarang Tanjung Limau tidak lagi menyandang status. Apakah dusun, atau peningkatan status desa, atau kelurahan?” tanyanya.
Tanjung Limau pernah tercatat sebagai bandar pelabuhan di Bontang yang kala itu masih berbentuk kecamatan. Sebagai sebuah pelabuhan, di Tanjung Limau terdapat jembatan sepanjang 500 meter memanjang sampai laut. Tanjung Limau menjadi jalan pertama di Bontang yang mendapatkan pengaspalan hingga Kantor Camat Bontang. Dari situlah kemudian Tanjung Limau dicanangkan menjadi bandarnya Bontang.
Sebagai bandar, Tanjung Limau menjadi tempat bersandar bagi para pedagang antarpulau. Para pedagang yang datang waktu itu berasal dari berbagai wilayah. Di antaranya dari Sangatta, Teluk Pandan, Biduk-Biduk, Berau, hingga Samarinda. Para pedagang ini membawa bahan-bahan pangan, sandang, dan juga papan.
“Sesekali dari Sulawesi datang mengirimkan hasil perternakan ke Bontang melalui Tanjung Limau. Di antaranya ayam, itik, kambing, dan sapi,” tulis Tenohan dalam riwayat Tanjung Limau.
Di Tanjung Limau sendiri terdapat tiga pelabuhan yang terbagi dalam pelabuhan A, pelabuhan B, dan pelabuhan speed. Masing-masing punya fungsi yang berbeda. Pelabuhan A diperuntukkan bagi pelabuhan nelayan, walau sesekali digunakan untuk jasa. Pelabuhan B digunakan untuk kegiatan jasa penyeberangan, sesekali digunakan untuk niaga. Sementara pelabuhan speed digunakan untuk kalangan eksekutif dan pelabuhan antardaerah antarprovinsi.
Selain sebagai bandar, Tanjung Limau kala itu juga menjadi saksi dalam pembangunan pabrik PT Pupuk Kaltim, yang kemudian menjadi napas ekonomi Bontang. Tanjung Limau berperan karena dekat dengan lokasi pembangunan pabrik. Sekitar 75 persen pekerja kontraktor membangun melalui pelabuhan Tanjung Limau.
“Sekitar 80 persen masyarakat Tanjung Limau cukup terlibat dalam pembangunan pabrik, baik di bidang jasa pengangkutan maupun menjadi karyawan kontraktor,” jelas Tenohan.
Di luar fungsi sebagai daerah pelabuhan, Tanjung Limau juga dikenal sebagai daerah pelopor. Pendirian TK Alquran di Masjid Nurul Huda merupakan TK Alquran unit 001 di Bontang. Pun dengan Kantor Dispenda dan Kantor Urusan Agama (KUA) Bontang yang keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari Kota Bontang. Sampai sekarang dua kantor ini tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat Bontang.
“Hal ini membuktikan bahwa sekian puluh tahun nama Tanjung Limau telah terpatri di hati masyarakat Bontang umumnya,” jelasnya.
Saat itu, Tanjung Limau yang statusnya berada di bawah Desa Bontang Baru kerap mengadakan kegiatan-kegiatan olahraga, kesenian, dan lain sebagainya. Intensitas kegiatan yang digelar ini disebut mengharumkan nama Bontang Baru. Masyarakat Tanjung Limau kala itu dikenal aktif berolahraga. Banyak warganya yang menjadi atlet, mulai dari bulutangkis, bola voli, dan bola basket.
Hal ini membuat tokoh-tokoh masyarakat memberikan respon dukungan, yang bermuara pada pembentukan Persatuan Olahraga Tanjung Limau (Portalim). “Dengan membawa bendera Portalim, kalau bermain dalam lomba 17-an di kecamatan selalu diperhitungkan lawan,” tutupnya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post