bontangpost.id – Dinas Perhubungan (Dishub) masih menunggu skema angkutan mudik tahun ini.
Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Dishub Muhammad Nur mengatakan pihaknya masih menantikan regulasi dari pemerintah pusat terkait dengan penambahan jumlah kapasitas penumpang. Utamanya melalui angkutan laut.
“Sampai sejauh ini belum ada ketentuan terkait dispensasi atau angkutan yang disiapkan saat mudik maupun balik,” kata Nur.
Meski demikian, ia pun berharap ada penambahan tersebut. Mengingat saban tahunnya jumlah penumpang yang mudik maupun balik selalu melebihi kapasitas normal angkutan di Pelabuhan Loktuan. Utamanya yang menggunakan kapal milik PT Pelni.
“Animo mudik dan balik selalu tinggi maka diharapkan ada dispensasi itu,” ucapnya.
Diketahui pada tahun lalu dispensasi penumpang yang diberikan sekira 30 persen. KM Binaiya 999 penumpang tetapi kala itu mendapatkan dispensasi hingga 1.269. Kapal ini memiliki rute Bontang-Awerange-Makassar-Labuan Bajo-Bima-Tanjung Benoa.
Sementara KM Egon normalnya hanya bisa mengangkut 425 penumpang. Kapal ini memiliki tujuan Bontang-Parepare-Batulicin-Surabaya-Lembar-Waingapu. Staf PT Pelni Jusri menjelaskan untuk jadwal yang saat ini telah diterima dari kantor pusat hanya KM Egon.
Dengan keberangkatan 4 dan 19 Maret. Waktu keberangkatannya dari Pelabuhan Loktuan yakni 08.00 dan 10.00 Wita. Sementara KM Binaiya masih menempuh masa perawatan.
“Proses dok itu dimulai sejak akhir Februari lalu. Kami tidak tahu selesainya kapan,” tutur dia.
Kehadiran KM Binaiya tentu sangat dibutuhkan. Meski keduanya memiliki rute awal ke Sulawesi, tetapi setidaknya bisa memecah jumlah penumpang yang hendak mudik. Menyesuaikan dengan waktu libur warga Bontang. Terlebih khusus KM Binaiya juga sangat membantu warga Bontang yang hendak menuju Bima. Sebab selain Awerange dan Makassar, jumlah penumpang terbanyak ialah rute tersebut. (ak)