BONTANG – Minimnya pasokan gas elpiji 3 kilogram (kg) di Bontang membuat beberapa pedagang menjual gas melon tersebut melebihi harga eceran tertinggi (HET). Dari pernyataan beberapa warga yang membeli, harganya bisa mencapai Rp 27 ribu sampai Rp 40 ribu per tabungnya.
Ayu, salah satu warga Kelurahan Berebas Tengah mengaku kaget saat dirinya membeli gas elpiji 3 kg, Kamis (30/8) lalu. Pasalnya jika sebelumnya dia hanya membeli per tabungnya seharga Rp 21 ribu hingga Rp 25 ribu, kini naik menjadi Rp 40 ribu. Dia mengaku membeli elpiji tersebut di salah satu warung yang berlokasi di daerah Kampung Baru.
“Sebelumnya saya sudah keliling mencari-cari, tapi rata-rata kosong, Hanya di warung itu saja yang ada. Tapi harganya mahal sekali. Karena butuh, akhirnya saya beli saja,” ujarnya kepada Bontang Post.
Hal senada juga dirasakan Jannah, salah satu warga Tanjung Laut Indah. Menurut penuturannya, dia terakhir membeli gas elpiji 3 kilogram seharga Rp 27-28 ribu. Untuk ketersediaannya pun, dirinya mengaku sering terjadi kelangkaan sehingga terkadang sulit untuk mendapatkannya.
“Padahal aturannya harganya hanya Rp 18 ribu saja. Kenapa naiknya jauh sekali,” sesalnya.
Perbincangan mahalnya gas ini tidak hanya menjadi buah bibir di dunia nyata saja. Di dunia maya pun topik ini juga ramai diperbincangkan. Salah satunya, di grup Facebook Bursa Barang Bontang (BBB) yang merupakan salah satu grup rujukan warga Kota Taman. Salah satu yang memposting topik ini adalah akun Facebook bernama Rendra Adiga. Hingga tadi malam, postingan tersebut sudah dikomentari sebanyak 165 komentar dan sudah dibagikan sebanyak 8 kali.
“Sampai kapan kira-kira harga jual gas 3 kilogram melonjak begini? Apa memang kesempatan begini barang langka dan harga dinaikkan, apa tidak ada upaya operasi pasar untuk menetralkan harga gas 3 kilogram?” Tulisnya dalam postingan tersebut.
Dirinya juga mengkritisi terkait Bontang sebagai kota gas, namun faktanya justru minim pasokan gas. “Berasa sekali kenaikan gas sekarang ini. Semoga bisa teratasi,” tulisnya.
Menanggapi dugaan minimnya pasokan serta melangitnya harga gas elpiji 3 kg di Bontang, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop-UKMP) akan melakukan penelusuran untuk mencari penyebabnya. Hal ini diungkapkan Kepala Diskop-UKMP, Asdar Ibrahim.
“Nanti akan kami koordinasikan dengan tim kota. Kami juga akan melakukan penelusuran di mana yang bermasalah,” ujarnya saat dikonfirmasi Bontang Post, Jumat (1/9).
Berdasarkan laporan yang masuk ke Diskop-UKMP kata Asdar, sejauh ini pasokan tabung gas elpiji 3 kg yang masuk ke dua agen di Bontang, selalu berjalan normal dan stabil. Datangnya pun juga setiap hari. Sehingga dirinya kaget saat mendapat laporan jika di masyarakat justru harganya selangit dan pasokannya hanya sedikit. “Semoga hal ini cepat teratasi. Kami akan segera cari tahu penyebabnya.” pungkasnya.
Bontang Post pun mencoba mengkonfirmasi ke PT Pantai Subur sebagai salah satu agen resmi gas elpiji 3 kg di Bontang. Nursia, selaku Komisaris PT Pantai Subur meminta masyarakat membeli gas melon di pangkalan. Pasalnya, di pangkalan harga yang dijual sesuai ketentuan, yakni Rp 18 ribu per tabung. Jika ada pangkalan menjual lebih dari harga tersebut kata dia, maka pangkalan tersebut bisa mendapatkan sanksi dari Pertamina. Sanksinya mulai dari tidak diberi jatah gas elpiji selama beberapa waktu, hingga pemberhentian menjadi pangkalan.
“Langkah kami ke depan adalah memperbanyak pangkalan, sehingga bisa mengurangi pengecer-pengecer yang menjual di atas harga standar. Kami juga telah mengimbau pangkalan kami untuk tidak melayani orang yang sama dalam satu hari ketika akan membeli gas elpiji. Ini kami lakukan untuk pemerataan distribusi ke masyarakat,” tukasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post