BONTANG – Sebanyak 90 penyuluh agama di wilayah Bontang, Teluk Pandan, Marang Kayu dan Sangatta diberikan penguatan kapasitas oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). BNPT RI yang bekerjasama dengan FKPT dan Kemenag RI mengajak seluruh masyarakat Bontang untuk menentang paham radikalisme.
Acara Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama Dalam Menghadapi Radikalisme dilaksanakan di Hotel Bintang Sintuk pada Kamis (17/5) kemarin. Hadir dalam kegiatan tersebut Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT pusat Hj Andi Intang Dulung, Lembaga Penelitian dan Pengkajian dari Jakarta Taufik Hidayatullah sebagai narasumber, Kemenag RI, Faiz Jayadi sebagai narasumber, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kaltim Sofyan Noor, Penasehat FKPT Provinsi Ahmad Bukhori, Ketua FKPT Kaltim Hasyim Mi’radjie, Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase, Kepala Kemenag Bontang Sulaiman Anwar, Waka Polres Bontang Kompol Eko Alamsyah, Pasi Intel Kodim 0908/BTG Lettu Inf Rukito, Penyuluh Agama Katolik, Penyuluh Agama Islam, Ketua FKUB Bontang, serta para peserta dari Bontang, Teluk Pandan, dan Marang Kayu.
Ketua FKPT Provinsi Kaltim, Hasyim Mi’radjie dalam sambutannya mengatakan tujuan dari kegiatan penguatan penyuluh agama ini untuk memberdayakan ulama. Pasalnya, perlu diketahui Indonesia merdeka berkat para ulama. Dari 9 orang pendiri negara Indonesia, tujuh di antaranya berasal dari ulama dan dua orang nasionalis. Oleh karena itu, peran ulama dalam membangun negara, menangkal terorisme, dan menegakkan dasar negara sangat besar jasanya. “Maka wajar acara ini diprioritaskan bekerjasama dengan BNPT dan Kemenag RI untuk memberdayakan penyuluh agama, dalam rangka menghidupkan ilmu agama supaya bisa menangkal radikalisme dan terorisme di negara kita,” jelas Hasyim di Hotel Bintang Sintuk, Kamis (17/5) kemarin.
Kata dia, sampai saat ini, paham radikalisme masih bergerak secara masif dan memaksakan kehendak. Hasyim berdoa supaya pihak aparat keamanan diberikan kekuatan untuk mengatasi masalah ini. FKPT sebelumnya sudah melaksanakan acara Focus Group Discussion (FGD) di Kemenag Bontang dengan pemuda lintas agama. Di sana, semua peserta menyatakan pernyataan menentang radikalisme dan terorisme. “Kami juga sudah menghadiri acara di Senyiur yang dihadiri Gubernur Kaltim, Pangdam, serta Kapolda. Jadi rakyat Kaltim secara umum sudah siap menghadapi hal itu,” ungkapnya.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Pusat, Andi Intang Dulung mengatakan para penyuluh agama harus bisa menciptakan kondisi aman di masing-masing daerah dengan berbagai strategi. Jika ada warga yang dicurigai, jangan main hakim sendiri, tetapi lapor ke aparat keamanan. Makanya, BNPT dan FKPT mengumpulkan para penyuluh agama di 32 provinsi untuk ikut pelatihan ini. Karena penyuluh agama merupakan orang yang dipercaya oleh jemaahnya. “Terorisme tentu merupakan ancaman nyata, bahkan minggu ini sangat mencekam di beberapa wilayah di Indonesia. Maka dari itu perlu sinergitas untuk menangkal radikalisme dan terorisme,” ungkapnya.
Tak hanya itu, masyarakat juga diminta memerangi radikalisme dengan kearifan lokal dan kesejahteraan. Andi Intang berharap para penyuluh agama rajin mengikuti pelatihan penguatan kapasitas dan terus membaca sebagai referensi. “Keberagaman itu harus menguatkan bukan untuk membeda-bedakan,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan Ikrar Penyuluh Agama yang kemudian diisi dengan narasumber juga sesi tanya jawab.(mga/adv)