BONTANGPOST.ID, Samarinda – Pemprov Kaltim lewat janji program gubernur dan wakil gubernur, Rudy Mas’ud -Seno Aji meluncurkan program Gratispol pada Senin (21/4) lalu. Namun ternyata gratis yang diberikan masih belum seperti yang diharapkan masyarakat secara umum.
Tidak semua hal bisa dimasuki program ini karena memiliki syarat yang harus terpenuhi khususnya untuk perguruan tinggi. Salah satunya yang terjadi di Universitas Mulawarman (Unmul). Pihak Unmul menyebut tidak bisa menerima program ini secara langsung tanpa penyaringan.
Hal itu diungkapkan Rektor Unmul Prof Abdunnur. Dia mengungkap hanya mahasiswa dari program studi (prodi) berakreditasi unggul atau A yang akan difasilitasi untuk menerima bantuan. Dari 60 prodi strata I di Unmul, baru setengahnya yang masuk kategori tersebut. “Sudah ada komunikasi dengan tim Gratispol. Tapi prioritasnya hanya program studi yang sudah unggul yang akan kami dorong,” ucapnya.
Adapun seleksi berbasis mutu itu membawa konsekuensi. Di satu sisi, ia memperlihatkan keinginan Unmul untuk mendongkrak standar akademik. Di sisi lain, kebijakan itu berisiko memperlebar jurang antara prodi favorit dan prodi kurang favorit. Yakni antara prodi yang sudah “siap” dan yang masih berjuang memenuhi akreditasi.
Abdunnur juga menyoroti keberlanjutan bantuan bagi mahasiswa dan dosen yang berada dalam program studi yang belum terakreditasi A. “Kami berharap ada skema khusus bagi program studi yang belum terakreditasi unggul, agar mereka tetap mendapatkan kesempatan memperoleh bantuan pendidikan,” tegasnya.
Syarat utama penerima bantuan Gratispol adalah mahasiswa yang memiliki KTP Kaltim. Dengan adanya program ini, diharapkan lebih banyak masyarakat, terutama dari keluarga kurang mampu, dapat mengenyam pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya.
“Kami terus mendukung langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kaltim, sehingga lulusan perguruan tinggi nantinya dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah,” katanya. (mrf/nha)