BONTANG – Swasembada pangan menjadi salah satu program yang tengah digarap masyarakat Guntung, Bontang Utara. Apalagi, bercocok tanam dan berburu sudah menjadi budaya turun-temurun dari suku Kutai yang banyak bermukim di kelurahan ini.
“Masyarakat Kutai masa lalu untuk memenuhi kebutuhannya utama, mereka bercocok tanam. Jenis pertanian, perkebunan dan tanaman lainnya untuk mendukung keperluan sehari-hari,” kata Lurah Guntung Ida Idris yang baru dilantik Jumat (30/12) lalu.
Dengan latar belakang budaya Kutai ini, dia menyebut pihak Kelurahan Guntung ingin membangkitkan kembali keinginan masyarakat. Yaitu agar bercocok tanam terutama padi dapat terus dikembangkan di lingkungan kelurahan. Apalagi, bercocok tanam ini diklaim merupakan budaya turun-temurun dari leluhur yang tetap harus dijaga sebagai aset bangsa.
“Hal ini sejalan dengan program pemerintah mengenai ketahanan pangan nasional,” ungkapnya.
Program swasembada pangan Kelurahan Guntung, memiliki tujuan-tujuan yang implikasinya kepada masyarakat dan juga Pemkot Bontang. Dengan tujuan utamanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui pembukaan lapangan-lapangan pekerjaan di sektor pertanian.
“Dari situ bisa menjadi tujuan pendidikan, penelitian, dan wisata. Sekaligus memelihara budaya yang bernilai kearifan lokal. Melalui sektor agraris ini, sekaligus mendukung program Pemkot mengenai kemaritiman,” urai Ida.
Beberapa langkah telah dirumuskan dalam penciptaan swasembada pangan, khususnya di Kelurahan Guntung ini. Yaitu dengan memberdayakan secara optimal lahan-lahan pertanian agar dapat ditanami padi. Lalu mengoptimalkan media tanam, dengan memanfaatkan sawah, ladang, pekarangan rumah, maupun di pot-pot atau tempat-tempat lainnya.
Dalam perwujudan swasembada pangan, tidak bisa dimungkiri diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak. Karenanya termasuk dalam langkah-langkahnya yaitu merangkul pihak-pihak terkait. Di antaranya Pemkot Bontang, dinas terkait, dan perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar Kelurahan Guntung.
“Kemitraan dengan berbagai pihak ini penting, dalam mendukung proses swasembada pangan dan pemasaran hasil panen dari Kelurahan Guntung. Agar gairah tanam para petani tetap terjaga sepanjang tahun,” sebutnya.
Lahan-lahan pertanian dan potensi kebudayaan yang dimiliki Guntung di sepanjang tahun, dinilai Ida bisa membentuk destinasi wisata. Sehingga peluang-peluang usaha pun dapat terbuka bagi masyarakat yang menggeluti kedua hal tersebut.
“Melalui dukungan segenap elemen masyarakat, pemerintah, badan usaha dan instansi terkait, maka swasembada pangan dan budaya di Guntung dapat terwujud. Yang akan berdampak pada meningkatkan kesejahteraan Kelurahan Guntung di sektor pertanian, pendidikan, dan pariwisata. Pada akhirnya berdampak pula pada kesejahteraan Kota Bontang,” tandasnya. (luk)