bontangpost.id – Pelaksanaan dua sif pembelajaran di SMPN 2 Bontang membutuhkan solusi cepat. Pasalnya skema itu berdampak bagi sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik dan keberlangsungan kegiatan non-akademik di sekolah itu. Curhatan ini terlontar saat kunjungan lapangan Komisi I DPRD Bontang, kemarin (13/7/2020).
“Guru capai kalau harus dua sif terus. Kalau bisa saya minta kepada dewan segera diperjuangkan untuk menjadi satu sif,” kata Waka Kurikulum SMP 2 Bontang, Jumadi.
Ia pun wajib mengatur jam mengajar tiap tahunnya. Ketentuannya tiap guru tidak boleh dijadwalkan dalam dua sif per harinya. Sebab, kalau itu terjadi guru bakal berada di sekolah mulai pagi hingga petang hari.
“Diatur kalau hari ini dapat pagi besok mengajar di sif kedua,” ucapnya.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler tidak berjalan lancar. Sebagian besar pada Minggu. Total SMPN 2 Bontang memiliki 15 ekstrakurikuler. Mulai dari bidang kesenian, olahraga, dan keagamaan. Tidak berhenti di situ saja, fasilitas ruangan yang bisa digunakan pun terbatas. Biasanya lapangan upacara dan tempat parkir kendaraan menjadi sasarannya.
“Akibatnya kemampuan siswa di bidang nonakademik kurang tergali,” sebut dia.
Diketahui, saat ini sekolah memiliki 12 ruang kelas dan satu ruang perpustakaan. Ruang UKS pun ditempatkan di samping tangga bangunan baru sekolah. Sementara ruang kesenian, laboratorium bahasa, ruang OSIS, hingga aula belum ada.
“Kami berharap pembelajaran dapat dilakukan satu sif pada 2023,” ungkapnya.
Sesungguhnya, pihak sekolah telah siap jika pembangunan dilakukan tahun ini. Buktinya telah meminjam ruangan SD 012 Bontang Selatan sebagai alternatif proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Tetapi, pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan kegiatan itu tertunda. Alhasil, anggaran sejumlah Rp 7 miliar dari pembangunan itu terkena refocusing. (*/ak/rdh/kpg)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda