Buruh Utamakan Bakti Sosial Ketimbang Demo
ADA yang berbeda dalam memperingati hari buruh sedunia yang jatuh pada 1 Mei 2017 ini. Biasanya para buruh berkoar-koar di jalanan, Kantor Bupati dan DPRD, namun kali dirayakan dengan penuh rasa toleransi. Di bawah komando Forum Serikat Pekerja Kimia Energy dan Pertambangan (F-SPKEP) Kutim, May Day dibungkus dengan kebersamaan dan kekeluargaan. Baik dengan perusahaan maupun pemerintah serta DPRD.
Dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kutim, Basti Sanggalangi, sudah saatnya merubah pandangan dalam menyikapi sesuatu dalam mewujudkan harapan. Banyak cara yang digunakan agar tujuan dapat terwujud dengan mulus. Seperti halnya musyawarah, melakukan pendekatan persuasif dan cara bijak lainnya. Tanpa harus turun kejalan namun tidak menyelesaikan permasalahan.
“Jadi bukan jamannya lagi kita harus turun aksi di jalan. Ada cara yang lebih efektif dari itu. Yakni menyampaikan tuntutan dengan berdiskusi dari hati ke hati. Jika saling mengerti dan merasakan, maka saya yakin tanpa harus turun ke jalan tujuan akan terwujud dengan mulus,” kata Basti.
Nantinya semua tuntutan buruh akan diakomodir oleh F-SPKEP. Selanjutnya diserahkan kepada perusahaan dan pemerintah untuk ditindaklanjuti. Tentunya tuntutan tersebut akan dikawal hingga direalisasikan. Sebab semua tuntutan merupakan hak buruh yang harus dikabulkan oleh perusahaan. “Jadi aspirasi tersebut kami yang kawal. Kami yang selesaikan. Tanpa harus banyak orang yang mengawal. Terlebih harus terjun ke jalan untuk menyuarakan,” katanya.
Berdasarkan hal itu, semua buruh yang tergabung dalam F-SPKEP merayakan hari buruh dengan menjalin tali silaturahim kepada legislatif dan eksekutif. Kemudian mengadakan bakti sosial tanam pohon serta menggelar pesta rakyat dan seminar nasional. Ini merupakan langkah positif dan sangat bermanfaat kepada masyarakat.
“Jadi bakti sosial ini sangat baik sekali untuk masyarakat. Begitu juga dengan hiburan rakyat dan seminar nasional. Semua langsung bersentuhan langsung kepada masyarakat. Ketimbang harus demo di jalan akan mengganggu kenyamanan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari Buruh Tahun 2017 Hamka menuturkan kegiatan ini merupakan sinergi antara buruh dan pengusaha. Karena buruh merupakan aset bagi pengusaha.
Karenanya antara buruh dengan pengusaha wajib sejalan dan beriringan. “ Kenapa kami menggelar acara ini dan tidak turun ke jalan, tentunya untuk menjaga kondusifitas di Kutim. Selain itu kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahmi bagi buruh, pengusaha, pemerintah daerah dan masyarakat untuk bersama memajukan Kabupaten Kutai Timur” kata Hamka.
Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan para buruh di Kutim. Tidak menggelar aksi namun mengutamakan silaturahim dan bakti sosial. “Ini merupakan kegiatan yang sangat positif. Mengingat Kutim seperti ini (panas), maka lebih baik meluangkan kesempatan dengan menanam pohon. Pohon sangat bermanfaat guna mengurangi dampak dari pemanasan global,” kata Kasmidi.(dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post