BONTANGPOST.ID, Bontang – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang mencatat peningkatan positif di bidang investasi. Hal tersebut dilihat dari pendapatan sepanjang 2024 mendongkrak capaian Rp2,7 triliun dengan persentase 12,97 persen dibanding tahun sebelumnya.
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni masih serius melihat hal ini, dan menjadi salah satu prioritas pemerintahannya ke depan. Salah satunya menekan angka pengangguran.
Menurut Neni, upaya mengatasi pengangguran telah dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja, yang mewajibkan perusahaan di Bontang mempekerjakan 75 persen tenaga kerja lokal.
Investasi besar di Bontang banyak bergerak di sektor industri kimia, seperti pembangunan pabrik soda ash, yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. “Kita punya aturan yang jelas, tetapi ada pada kesiapan tenaga kerja kita sendiri, posisi yang memang membutuhkan keahlian khusus belum banyak dimiliki tenaga kerja lokal, sehingga perusahaan tetap merekrut tenaga dari luar,” jelasnya.
Investasi di Bontang pada 2024 didominasi oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp2,5 triliun.
Sementara penanaman modal asing (PMA) menyumbang Rp 200 miliar. Sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi menjadi kontributor utama dengan nilai investasi Rp 2,1 triliun.
Data menunjukkan bahwa investasi Rp 2,7 triliun hanya menyerap 512 tenaga kerja lokal, dengan rincian 475 pekerja dari PMDN dan 37 pekerja dari PMA.
Artificial intelligence (AI) turut berpotensi mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia, sehingga ini juga akan menjadi perhatian utama. “Saya pernah ke pabrik bahan peledak di Norwegia, saya bingung mencari pegawai, ternyata yang bekerja adalah robot. Ini tantangan yang akan kita hadapi,” jelasnya.
Pemkot Bontang juga berupaya mempermudah perizinan usaha dan meningkatkan infrastruktur untuk menarik lebih banyak investor yang bisa memberikan dampak nyata terhadap penciptaan lapangan kerja. “Kita tidak hanya ingin investasi besar, tapi juga investasi yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat Bontang,” tandasnya.
Terkait ini, Kepala DPMPTSP Bontang Muhammad Aspiannur tentu akan mendukung penuh rencana wali kota. Pihaknya juga akan terus memberikan pelayanan maksimal dalam proses perizinan dengan ketelitian. Pasalnya, prospek investasi ke depan, jika melihat capaian yang positif ini, Pemerintah Kota Bontang melalui DPMPTSP akan terus mendorong kemudahan perizinan.
Sebagai kota industri yang terus berkembang, Bontang diharapkan dapat mempertahankan tren positif dalam pertumbuhan investasi serta meningkatkan daya saingnya di tingkat nasional maupun internasional.
“Kami terus berupaya untuk memfasilitasi dan mempercepat proses perizinan bagi investor yang masuk ke Bontang. Oleh karena itu, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas SDM lokal melalui pelatihan-pelatihan teknis yang sesuai dengan kebutuhan industri yang ada di Bontang,” tutupnya. (*)