• Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
No Result
View All Result
Home Feature

Jual Bakso 31 Tahun, Hidupi Keluarga dan Pergi Haji

by M Zulfikar Akbar
24 Desember 2016, 13:00
in Feature
Reading Time: 2 mins read
0
Paijo bersama istrinya, Jamilatun. (Zulfikar/Bontang Post)

Paijo bersama istrinya, Jamilatun. (Zulfikar/Bontang Post)

Share on FacebookShare on Twitter

Kisah Inspiratif Warga Bontang: Paijo Sasikirono (113)

Bermodal ijazah sekolah menengah, lelaki yang kini paruh baya ini merantau dari Sragen ke Bontang membawa serta keluarganya, 1980an silam. Meski sempat bekerja harian di suatu perusahaan, dirinya kemudian nekat untuk berdagang bakso solo, tanpa keterampilan dan modal besar.

Muhammad Zulfikar Akbar, Bontang

PAIJO Sasikirono mendatangi tetangganya yang mendahuluinya berdagang bakso. Berniat ingin belajar bagaimana membuat makanan khas Solo yang enak di lidah. Namun, karena kepentingan usaha, hanya sedikit ilmu yang dapat diperolehnya. Paijo pun nekat memulai usaha baksonya pada 1985. “Waktu itu jualannya masih dorong pakai rombong, keliling sekitar Loktuan,” kata Paijo.

Dirinya pun menggiling atau membuat adonan baksonya secara mandiri dengan ditumbuk-tumbuk hingga berbentuk adonan bakso. Untuk memulai usaha ini, Paijo mengeluarkan modal sekitar Rp 25 ribu yang berasal dari upah saat dirinya bekerja harian di perusahaan. Panas dan debu, hingga basah karena hujan pernah dirasakannya selama berdagang dengan rombongnya.

Baca Juga:  Modal Rp 500 Juta, Bengkel Milik Bontang Transport di Samarinda Gagal Beroperasi

Tak hanya karena cuaca saja. Loktuan yang kala itu kehidupannya “keras”, pemuda-pemudanya yang sebagian sering melakukan hal negatif sempat membuat takut dirinya saat berdagang. Terlebih, dia mendengar kejadian ada pedagang bakso yang sempat menjadi korban aksi negatif sekelompok pemuda kala itu. Ternyata, kekhawatiran Paijo terlalu berlebihan. Hingga kini, dirinya tak pernah merasa dikerjai oleh mereka. “Paling-paling saat mereka mabuk, minta air mineral saja. Ya saya kasih, he he,” ujarnya sambil terkekeh.

Tak lama Paijo berdagang dengan rombongnya. Bersama dengan istrinya, Jamilatun selalu menemani suaminya berdagang saat mereka memutuskan menyewa tempat di dekat Pasar Senggol waktu itu. Letaknya yang berdekatan dengan bioskop masa itu membuat dagangannya cepat dikenal. Namun, karena masyarakat sekitar Loktuan kebanyakan berasal dari Bugis, mereka pun belum begitu mengenal bakso yang dijajakan Paijo. “Jadi mereka hanya lihat saja, tidak beli baksonya,” kenang pria berumur 64 tahun ini.

Baca Juga:  Jemaah Bontang Lakukan Umrah Sunah

Sembari berdagang di Loktuan, Paijo ternyata menemukan peluang berdagang baru di perumahan BTN-PKT. Komplek perumahan karyawan yang baru dibuka sekitar 1993 itu memang masih minim penghuni. Namun, penghuninya yang rata-rata masih berstatus bujangan inilah yang coba dimasuki olehnya. Paijo pun menyewa tempat di tahap 1 BTN-PKT sekitar Jalan M. Effendi. “Yang jualan istri, saya tetap jualan di Loktuan,” katanya.

Setiap pagi, Jamilatun pergi berdagang ke BTN-PKT dengan menumpang bus karyawan Pupuk Kaltim yang akan menjemput karyawan di perumahan tersebut. Pun saat akan pulang ke Loktuan, dirinya kembali menumpang bus yang sama dan mengantarkannya kembali pulang. “Karena di sana waktu itu banyak yang bujang, jadi dagangannya cepat habis,” ucap Paijo.

Usahanya yang mulai berjalan mulus dan lancar, akhirnya mampu membawa Paijo beserta istri untuk menunaikan ibadah ke tanah suci pada 1997. Paijo tak pernah menyangka, dari hasil dagangan baksonya, kini ia dapat melaksanakan ibadah haji dan membiayai segala keperluan keluarga dan usahanya. “Kami juga bisa beli tanah di Jawa,” jelas ayah dari empat anak ini.

Baca Juga:  Boyong Petinju Kejurnas di Popprov 

Rasa pantang menyerah dan ketekunan dalam menjalankan usaha mengantarkan usaha baksonya hingga kini masih bertahan dan tak pernah sepi pembeli. Bahkan, Paijo merupakan satu diantara segelintir orang-orang tua di Loktuan yang usahanya hingga kini masih bertahan. “Yang penting itu jangan putus asa, jangan menyerah, apalagi soal menghidupi keluarga. Harus berjuang,” tegas kakek delapan cucu ini.

Di usianya saat ini, Paijo tak berharap banyak. Usahanya yang dirintisnya sejak 1985 silam sudah cukup membuatnya puas. Meski kini belum ada diantara keempat anaknya yang mau menjalankan usahanya, namun Paijo berharap dari usahanya ini bisa bermanfaat untuk keluarga dan orang lain di sekitarnya. “Saya buat usaha ini niatnya juga untuk ibadah,” pungkas lelaki yang sudah beruban ini. (bersambung)

Print Friendly, PDF & Email
Tags: bontanginspiratifkisahwarga
ShareTweetSendShare

Bergabung dengan WhatsApp Grup Bontang Post untuk mendapatkan informasi terbaru: Klik di Sini. Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News.

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Previous Post

TK2D Harus Siap Ditempatkan di Pelosok 

Next Post

Kesakitan Saat Bicara, Hanya Bisa Makan Bubur Halus

Related Posts

Dalami Kasus Dugaan Pelecehan Seksual, Polisi Panggil Oknum Pimpinan Ponpes
Kriminal

Dalami Kasus Dugaan Pelecehan Seksual, Polisi Panggil Oknum Pimpinan Ponpes

20 Desember 2023, 12:00
Ganti Jargon, Lampu Hias Bontang Jago Dicopot
Bontang

Ganti Jargon, Lampu Hias Bontang Jago Dicopot

23 Januari 2022, 17:23
Padat Penduduk, Berikut Protokol Penanganan Covid-19 di Rusun Api-Api
Bontang

Penghuni Rusunawa Api-Api Diduga Terpapar Covid-19 dari Pesta Pernikahan

21 Oktober 2020, 12:18
UPZ Yabis Buka Pelayanan 24 Jam
Bontang

Zakat Fitrah Wilayah Bontang Diprediksi Naik

18 April 2020, 08:00
Tidak Perlu Menunggu Provinsi, Bontang Bisa Buat RIPPDA Terlebih Dahulu
Bontang

Tidak Perlu Menunggu Provinsi, Bontang Bisa Buat RIPPDA Terlebih Dahulu

20 November 2019, 08:00
Fun Badminton Dimulai, Libatkan Karyawan, Karyawati, hingga Istri Karyawan Pupuk Kaltim
Advertorial

Fun Badminton Dimulai, Libatkan Karyawan, Karyawati, hingga Istri Karyawan Pupuk Kaltim

5 November 2019, 10:11

Terpopuler

  • Setelah Viral, Data Pengadaan Sepatu Pantofel ASN Kutim Senilai Rp 1,4 Miliar di SIRUP LKPP Tak Bisa Ditemukan

    Setelah Viral, Data Pengadaan Sepatu Pantofel ASN Kutim Senilai Rp 1,4 Miliar di SIRUP LKPP Tak Bisa Ditemukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Demo Dugaan Pencemaran Lingkungan oleh PHSS, Empat Nelayan Muara Badak Bakal Diperiksa Polres Bontang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pencarian Warga Disambar Buaya di Pulau Derawan Dihentikan, Keluarga Usaha Lewat “Jalur” Pawang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rute Bontang-Mamuju dan Surabaya Selangkah Lagi Terealisasi, Kementerian Perhubungan Tinjau Pelabuhan Loktuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Kaltim Tetap Bisa Berobat Gratis Meski Tak Punya BPJS, Ini Syaratnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak

© 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.

No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.