BONTANG – Sengkarut pindah tangan Yayasan Pendidikan Bessai Berinta (YPBB) yang membawahi Sekolah Tinggi Teknologi (Stitek) Bontang sudah usai, hal ini terjadi setelah Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menggelar rapat koordinasi dengan unsur dewan pembina yayasan, Rabu (17/1) di Rumah Jabatan Wali Kota. Hasilnya, komposisi dewan pembina mengalami pertambahan seiring masuknya Ketua DPRD Nursalam dan pendiri yayasan Andi Sofyan Hasdam.
“Alhamdulillah setelah rapat kemarin (dua hari lalu, Red.) permasalahan telah selesai dan kesepakatan dewan pembina ditambah dua orang,” kata Neni kepada Bontang Post.
Pengesahan masuknya dua orang di tubuh dewan pembina yayasan ini membutuhkan waktu. Mengingat terdapat prosedur melalui akta notaris dan pendaftaran di Kemenkumham.
Ditanyakan awak media Bontang Post lebih lanjut, apakah penambahan ini erat kaitannya dengan rencana membantu kampus di sisi pendanaan, Neni tidak menampik. Namun, bentuk bantuan seperti apa masih belum diketahuinya.
“Akan diupayakan sesuai aturan. Belum dibahas masalah bantuan hibah,” tambahnya.
Ia berharap dengan berakhirnya polemik ini dapat mengangkat lagi prestasi Kota Bontang di bidang pendidikan. Rencananya, Stitek akan diubah dari perguruan tinggi swasta dengan menjadi politeknik negeri.
Sementara itu, Ketua Stitek Hardianto menyambut baik rencana penambahan komposisi dewan pembina tersebut. Mengingat dari awal dewan pembina dan pengurus yayasan tidak mempunyai keinginan untuk ‘menggagahi’ Stitek.
“DPRD maupun pendiri masuk jajaran dewan Pembina kami welcome. Tidak ada keinginan terpisah dengan pemerintah,” kata Hardi.
Ia mengungkapkan rencana ini akan menjadi amunisi baru bagi kemajuan Stitek. Ke depan, Stitek dapat fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di Bontang.
Di samping itu, ia berharap agar pemerintah komitmen dan menempatkan orang sesuai dengan kompetensinya. Pasalnya, Stitek merupakan lembaga pendidikan sehingga dibutuhkan orang yang memiliki integritas.
Sehubungan dengan wacana menjadikan politeknik negeri diperlukan kajian yang mendalam. Selama ini Stitek meluluskan mahasiswa tingkat strata satu di dua program studi yakni teknik informatika dan elektro, bila diubah maka akan terjadi downgrade.
“Kalau politeknik itu mencetak D3 dan D4 itu berbeda dengan S1. Itu perlu kajian,” paparnya.
Paling memungkinkan jikalau perguruan tinggi ini berubah menjadi institut. Selain lulusannya tetap strata satu, Stitek sendiri hanya membutuhkan tambahan 4 prodi agar memenuhi persyaratannya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: