bontangpost.id – Keluarga korban dugaan asusila yang juga merupakan santri di sebuah pondok pesantren, mengaku diteror orang tak dikenal.
Kakak korban mengatakan, pihaknya telah menerima sejumlah telepon dari nomor asing.
“Sejak kemarin siang beberapa orang telepon saya minta ketemu,” katanya.
Kendati begitu, ia tidak merespons panggilan tersebut. “Ada yang kirim pesan, tapi enggak saya gubris,” ujar dia.
Lebih lanjut, ada beberapa orang yang sempat mendatangi rumahnya dan rumah ibunya.
“Tetangga saya juga lihat. Ibu-ibu ke rumah saya ketuk-ketuk,” sebutnya.
Ia mengharapkan agar proses hukum terus berjalan dengan semestinya. Ia pun menolak segala bentuk upaya damai dari pihak terlapor.
“Saya enggak mau ada korban lagi. Saya enggak mau berdamai. Saya mau terduga pelaku itu ditangkap,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang anak di bawah umur mengalami pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren di Bontang.
Berdasarkan keterangan dari kakak kandung korban, pelaku melakukan hal tersebut pertama kali kepada adiknya pada 2022 lalu.
Adapun perlakuan tersebut diduga dilakukan berulang kali.
“Setiap melakukan kesalahan saat setor hapalan Al Qur’an, dia (korban) dihukum dengan cara tidak senonoh,” katanya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post