SANGATTA – Kerja sama di antara warga Kecamatan Kaliorang, Desa Bangun Jaya sangat kental terasa. Hal ini terlihat dari rutinnya warga mengadakan Gerakan Gotong Royong (GGR) yang dilaksanakan sepekan sekali. Tepatnya, setiap Jumat pagi hingga menjelang siang. Hal ini dilakukan guna tetap menjaga semangat kebersamaan dan gotong royong yang saat ini mulai pudar.
Caranya cukup unik. Yakni menyasar RT-RT secara bergiliran. Ada beberapa hal yang dikerjakan secara bersama-sama. Seperti menimbun jalan berlubang, menggali gorong-gorong yang sudah tersumbat, hingga membersihkan bibir jalan dari rumput-rumput.
Tak membutuhkan anggaran besar untuk mengerjakan hal tersebut. Cukup minum dan makanan ringan. Pasalnya, semua dikerjakan dengan semangat 45. Tanpa gaji dan imbalan.
“Kami hanya membutuhkan niat, kemauan, kebersamaan, dan persaudaraan,” ujar Kepala Desa Bangun Jaya, Sepanjen.
Cukup banyak manfaat yang didapat dalam gotong royong. Pertama, mengenang perjuangan para pahlawan yang memerdekakan Indonesia bermula dari semangat kebersamaan.
Kemudian, menjaga persatuan antar umat beragama, suku, dan tentunya mempererat tali silaturahmi antar sesama warga, serta menanamkan pendidikan sosial kepada anak-anak saat ini.
“Kami tidak bisa hanya berpijak kepada anggaran. Kita ketahui sendiri saat ini Kutim defisit. Kalau hanya itu yang diandalkan, kampung kita akan kumuh, rusak, dan tak terawat,” katanya.
Langkah ini merupakan upaya membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan desa. Desa yang bersih, sehat, dan nyaman.
“Kami berharap semua desa bisa mengikuti jejak ini. Ada atau tidaknya anggaran, desa kita tetap menjadi contoh dan tidak terabaikan,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: