Tekun menggeluti dunia kuliner selama delapan tahun, Pinanggih Joko Utoro sukses menjadi koki kepala di hotel berbintang sekaligus menjadi Ketua ICA Provinsi Kaltim karena prestasi yang diraihnya.
Veri Sakal, Bontang
Siapa sangka, Joko, panggilan akrabnya, pria lulusan STM Pembaharuan Purworejo kini menjadi head chef atau Kepala Koki di Hotel Bintang Sintuk. Namun keberhasilannya tersebut tak lepas dari hasil kerja kerasnya menggeluti profesi ini selama depalan tahun, di hotel berbintang tiga di Kota Taman tersebut.
“Jadi saya diangkat koki kepala pada tahun 2012 sekaligus merangkap menjadi asisten coffe shop kala itu,” ujarnya, Jumat (2/6 ) kemarin.
Sejatinya sebelum menjadi seorang head chef, Joko pernah bekerja di perusahaan di lingkungan PT Pupuk Kaltim. Tepatnya di Kaltim Saferina Fajar sejak 1994 hingga 1997 menjadi pengawas. Kemudian di Kaltim Lemindo Kimiatama sejak 1997 hingga 2002 menjadi operator.
Namun dari dua perusahaan tersebut, dia hanya bertahan selama delapan tahun dikarenakan kondisi perusahaan yang di tempatinya mengalami bangkrut. “Setelah mengganggur, saya hanya fokus menjadi tukang bangunan untuk membangun rumah saya sendiri,” jelasnya.
Selang setahun, berkat rekomendasi sahabatnya, Joko akhirnya diterima bekerja di Hotel Bintang Sintuk pada 2003. Namun di awal kariernya bekerja di hotel tersebut, ia tidak serta merta langsung menjadi koki. Sebab dia diterima bekerja menjadi steward atau pengurus dapur hotel terlebih dulu.
Tugas utamanya adalah selalu membersihkan dapur dan membantu kepala koki saat memasak. “Karena sering membantu koki kepala, seperti mengaduk masakan dan melihat mereka memberikan bumbu, di situ saya mulai paham soal memasak,” terangnya.
Terus dipercaya membantu koki kepala, Joko pun diangkat menjadi junior cook pada 2005. Dari situlah, dia banyak mendapat pelajaran mulai dari memasak hingga sistem manajerial yang baik dari kepala koki yang berasal dari Jakarta.
Mendapat banyak bekal, karier Joko pun terus meningkat. Sehingga ia pun kembali diangkat menjadi chef de partie pada 2008, kemudian menjadi sous chef 2010.
“Sous chef itu di bawah chef head, namun di tahun 2012 baru lah saya diangkat menjadi koki kepala berkat penilaian direksi atau pemilik hotel karena tidak adanya komplain setiap makanan yang disajikan,” tuturnya.
Joko mengatakan, dapat menjadi koki kepala hingga kini dirinya mengaku ini berkat dirinya selalu menerapkan standarisasi makanan hotel.
Seperti standar ireceipy atau selalu membuat resep makanan, metode coocking atau cara memasak, taeste atau rasa, dan terakhir penyajian. Selain itu, menguasai masakan Chinese, Japanase, Indonesia, dan Western.
Yang semuanya berjumlah sampai 100 jenis makanan. “Selain keempat makanan tersebut, kami juga menawarkan jenis makanan kepada tamu hotel, berbagi makanan tradisional, seperti gammi bawis, asam kakap, sup bawis, dan masih banyak lainnya,” paparnya.
Namun selain masakan, dirinya juga mengaku yang terpenting menjadi koki kepala adalah dapat menguasai costing. Artinya, bila dalam suatu acara besar atau memasak dalam skala besar. Seorang koki kepala harus dapat memperhitungkan keuntungan dari memasak tersebut. Ini dilakukan agar bahan atau makanan yang dimasak untuk acara tersebut tidak merugikan hotel.
“Tentunya ini yang sulit bila menjadi seorang koki kepala karena dapat menghitung jumlah keuntungan dari masakan yang disajikan untuk tamu hotel dalam skala besar,” ucapnya.
Berkat posisi menjadi kepala koki dan tempat dia bekerja di hotel berbintang, Joko dipercaya oleh 30 anggota untuk menjadi Ketua ICA Bontang pada 2013. Kemudian berkat prestasinya meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan menyediakan gammi bawis terbanyak, dirinya pun dipercaya memimpin ICA Provinsi Kaltim 2015.
Namun saat ini bukan hanya mengurus wilayah provinsi, Joko juga aktif menjadi pengurus ICA Pusat yang mengkoordinir wilayah Kalimantan, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
“Saya pun ingin menyampaikan bahwa mindset ingin menjadi dokter atau lainnya yang menghasilkan itu dapat diubah. Dengan mindset menjadi koki pun sebenarnya bisa menghasilkan pendapatan yang cukup,” pungkasnya. (bersambung)
Tentang Pinanggih
Nama: Pinanggih Joko Utoro
TTL: Magelang, 23 Juni 1975
Nama Orang Tua: Rukimin-Sri Mulyani
Istri: Ekos Susmawati
Anak: Intan Lemindo Utorowati
Alamat: Jalan Denpasar 6 RT 07 Nomor 14, Kelurahan Gunung Teihan, Kecamatan Bontang Barat.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post