Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Jumat, 20 Mei 2022
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Bontang

Kisah Keluarga Hamdana yang Kerap Makan Nasi dengan Garam

Ekonomi Semakin Sulit Sejak Suami Sakit

Reporter: M Zulfikar Akbar
Jumat, 17 April 2020, 15:11 WITA
dalam Bontang, Feature
2 menit dibaca
Kisah Keluarga Hamdana yang Kerap Makan Nasi dengan Garam

Dari kiri, Aisyah, Sari dan Isro asyik menonton televisi sebagai hiburan di tengah kesulitan hidup mereka, Kamis (16/4/2020). (FAREZZA AFIA/KP)

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

Kesulitan ekonomi mendera pasangan Muhammad Riadi dan Hamdana. Bersama lima orang anak, mereka berjuang bertahan hidup di tengah kemiskinan.

FAREZZA AFIA ROHMATUL FIRDAUS, Bontang

MALAM telah larut saat Hamdana duduk di ruang tamunya. Air matanya membasahi pipi. Berselimut gelap, dia menangis dalam diam. Tak ingin membangunkan dua anaknya, Aisyah dan Sari yang baru saja tertidur.

Si bungsu Aisyah usianya 1 tahun 4 bulan. Sedangkan Sari adalah anak keempat. Empat bulan lagi usianya genap 4 tahun. Mereka sebelumnya menangis. Lantaran perut yang belum diisi makanan sejak sore.

“Saya tak bisa memberi mereka makan. Hanya bisa membujuk mereka agar tidur,” kata perempuan 32 tahun itu.

Hamdana menyebut tak punya uang lebih untuk memberi makan kedua anaknya yang kelaparan malam itu. Uang yang ada hanya cukup membeli beras di hari selanjutnya.

“Mau beli lauk juga enggak sanggup. Jadi nasi biasa dimakan sama garam. Kalaupun makan telur atau daging ayam itu pemberian tetangga,” ucapnya.

Hamdana dinikahi Muhammad Riadi pada 2007 lalu. Mereka tinggal di sebuah rumah papan yang disewa Rp 300 ribu per bulan di Jalan Selat Lombok 2, Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan. Di rumah ukuran 6×6 meter itu, bahtera rumah tangga mereka dibangun hingga memiliki lima orang anak.

Baca Juga:  "Saya Ndak Mau Hidup Hanya untuk Menimbun Harta"

“Si sulung namanya Farid usianya 13 tahun. Kelas 5 SD. Anak kedua Siska. Usia 9 tahun kelas 2 SD dan ketiga Isro usia 8 tahun kelas 1 SD,” sebutnya.

Sejak menikah, pasangan ini memang hidup serba kekurangan. Hamdana menyebut, suaminya memang bekerja serabutan. Kadang menjadi buruh bangunan atau membersihkan kebun milik warga.

“Hari ini (16/4/2020) dipanggil buat gali kubur,” kata Hamdana.

Ekonomi keluarga semakin sulit ketika penyakit Riadi kerap kambuh. Meski masih berusia 33 tahun, Hamdana menyebut suaminya menderita sakit pinggang hingga tak sanggup bekerja terlalu keras.

“Sakitnya sudah lama sebelum kami menikah. Tapi setahun ini sering kambuh,” ujarnya.

Hamdana pun mencoba membantu. Dia biasa berkeliling mencari tanaman umbi-umbian. Mengambil daun mudanya dan menjualnya di pinggir jalan.

“Apa pun bakal saya lakukan asalkan bisa makan. Yang penting halal,” tutur Hamdana sambil menyeka keringat Sari yang bermanja di sampingnya.

Namun pendapatan keduanya tetaplah kurang. Uang sewa rumah pun tak bisa dibayarkan selama 10 bulan. Upah yang diterima suami dari pekerjaan yang jarang didapat hanya diprioritaskan untuk kebutuhan makan anak-anak mereka.

Baca Juga:  Jelajah Hutan Kutim (1): Menikmati Karya Seni Nan Agung yang Terukir di Bebatuan

“Kalau dipanggil kerja dapat Rp 150-200 ribu. Tapi itu jarang sekali. Jadi enggak bisa menabung,” ujarnya mengusap air mata menggunakan kerudung coklatnya.

Selain makan, saat ini Hamdana bingung dengan nasib pendidikan tiga anaknya. Ketika pemerintah meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah, Farid, Siska dan Isro tak bisa mendapatkan pelajaran dari rumah. Sarana penunjang seperti smartphone tak ada.

“Disuruh fotokopi buku juga enggak ada uangnya. Enggak tahu mereka bisa naik kelas atau tidak,” sebutnya.

Kalaupun belajar, hanya bisa dilakukan saat matahari masih bersinar. Karena sering, lampu di rumahnya padam. Bukan karena gangguan, namun memang tak sanggup membeli token listrik.

“Kemarin sempat dua malam gelap-gelapan. Bersyukur Rabu (15/4/2020) lalu ada yang bantu membelikan voucher listrik,” ucapnya.

Hamdana menyebut keluarganya bisa bertahan hidup karena masih ada orang baik yang selama ini membantu. Baik datang dari tetangga atau warga sekitar yang peduli. Dari pemerintah? Dia menyebut belum pernah.

“Pernah urus surat pernyataan tidak mampu dan melaporkan diri ke sekolah. Namun enggak ada apa-apa. Mungkin belum rezeki,” ujarnya iklas.

Baca Juga:  Krisis Listrik di Kota Industri

Baca juga: Dissos Kawal Kondisi Keluarga Hamdana

Untungnya si sulung paham kondisi keluarga, Farid sering membantu dengan membantu bersih-bersih rumah dan memijit warga. Biasanya diberi imbalan Rp 30 ribu. Duit itu langsung diberikan ke Hamdana agar dibelikan beras dan sayur.

“Kalau dia dapat uang. Langsung diberikan sama saya. Katanya biar saya yang kelola,” katanya sambil menatap Farid dengan bangga. (rdh/kpg)

Share this:

  • Twitter
  • Facebook


Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: featurekeluarga tak mampu
Print Friendly, PDF & Email
PindaiBagikan3922Tweet2451Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Komentar Anda

Related Posts

Wali Kota Larang Takbir Keliling di Bontang

Akhirnya, Wali Kota Bontang Cabut “Surat Sakti” untuk Perusahaan Kutim

Jumat, 20 Mei 2022, 09:31 WITA
Pasca Lebaran, Pencari Kerja di Bontang Meningkat

Pasca Lebaran, Pencari Kerja di Bontang Meningkat

Kamis, 19 Mei 2022, 14:14 WITA
Dongkrak Prestasi Olahraga Catur Lewat Turnamen Wali Kota Cup Ke-4

Terkait “Surat Sakti”, AH: Seharusnya Wali Kota yang Mencabut, Bukan Perusahaan

Kamis, 19 Mei 2022, 12:32 WITA
“Surat Sakti” dari Basri, Beri Rekomendasi untuk Perusahaan Kutai Timur

Perusahaan Kutim Cabut “Surat Sakti” Wali Kota Bontang dari Indominco

Kamis, 19 Mei 2022, 11:21 WITA
Pengedar Sasar Nelayan, Sudah 4 Bulan Jual Sabu di TPI Tanjung Limau

Pengedar Sasar Nelayan, Sudah 4 Bulan Jual Sabu di TPI Tanjung Limau

Kamis, 19 Mei 2022, 10:37 WITA
Biaya Haji Rp 39,8 Juta, Kuota 2022 Diprediksi 110.500 Orang

Kuota Calon Jemaah Haji Bontang Bertambah Jadi 69 Orang

Kamis, 19 Mei 2022, 09:44 WITA
Postingan Selanjutnya
Badak LNG Gandeng LPADKT-KU, Sebar Ribuan Masker

Badak LNG Gandeng LPADKT-KU, Sebar Ribuan Masker

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
“Surat Sakti” dari Basri, Beri Rekomendasi untuk Perusahaan Kutai Timur

“Surat Sakti” dari Basri, Beri Rekomendasi untuk Perusahaan Kutai Timur

Minggu, 15 Mei 2022, 18:21 WITA
Jaringan Sabu Dibongkar, Empat Wanita di Bontang Diringkus

Jaringan Sabu Dibongkar, Empat Wanita di Bontang Diringkus

Jumat, 13 Mei 2022, 13:49 WITA
Tak Hanya di Indonesia, Kota-kota Besar Dunia ini juga Pernah Blackout

Trafo Gardu Induk Rusak, Listrik di Bontang Padam

Jumat, 13 Mei 2022, 18:33 WITA
Kilang Minyak Terbakar, 1 Pekerja Meninggal, 5 Orang Luka-luka

Kilang Minyak Terbakar, 1 Pekerja Meninggal, 5 Orang Luka-luka

Senin, 16 Mei 2022, 10:00 WITA
Korban Meninggal Kecelakaan Bus Pariwisata Bertambah Jadi 15 Orang

Korban Meninggal Kecelakaan Bus Pariwisata Bertambah Jadi 15 Orang

Senin, 16 Mei 2022, 17:11 WITA
Wali Kota Larang Takbir Keliling di Bontang

Akhirnya, Wali Kota Bontang Cabut “Surat Sakti” untuk Perusahaan Kutim

Jumat, 20 Mei 2022, 09:31 WITA
Wewenang Kembali ke Daerah, Pengawasan Tambang Liar Diminta Lebih Maksimal

Wewenang Kembali ke Daerah, Pengawasan Tambang Liar Diminta Lebih Maksimal

Kamis, 19 Mei 2022, 20:00 WITA
Penetapan PKPU Lamban, Tahapan Pemilu Tetap Dimulai Bulan Depan

Penetapan PKPU Lamban, Tahapan Pemilu Tetap Dimulai Bulan Depan

Kamis, 19 Mei 2022, 19:00 WITA
Satu Terduga Teroris Ditangkap di Kaltim

Satu Terduga Teroris Ditangkap di Kaltim

Kamis, 19 Mei 2022, 16:55 WITA
Petaka Maut di Balik Krisis Iklim di Kaltim

Petaka Maut di Balik Krisis Iklim di Kaltim

Kamis, 19 Mei 2022, 16:00 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.