Kisah Inspiratif Warga Bontang: Syarifuddin (183)
Tak ingin melihat budaya asal Sulawesi Barat (Sulbar) di Bontang hilang tergerus zaman, membuat Syarifuddin berinisiatif untuk melestarikan budaya tersebut dengan berbagai cara. Diantaranya lewat ajang pameran kuliner hingga pertunjukan permainan-permainan tradisional.
Bambang, Bontang
DI tengah kemajuan teknologi saat ini, budaya-budaya kedaerahan perlahan mulai ditinggalkan. Tidak jarang, akhirnya generasi-generasi muda zaman sekarang banyak yang tidak mengetahui budayanya sendiri. Hal inilah yang tidak diharapkan Syarifuddin. Dari keresahannya itulah, pada 2015 lalu, Pria kelahiran Mamuju, 2 Juni 1975 itu bersama warga daerah Lembah Ujung, Kelurahan Berebas Tengah lainnya sepakat menggelar pameran kuliner khas Sulbar di lapangan voli Lembah Ujung, sebagai ajang memperkenalkan makanan dan budaya mereka kepada masyarakat umum.
“Awal mulainya di bulan Februari 2015 lalu. Akhirnya sekarang kami buat rutin setiap dua minggu sekali,” ujarnya.
Kata Syarif –panggilan akrabnya–, adanya pameran kuliner ini juga menjadi terobosan membantu warga sekitar agar membuka peluang usaha. Pasalnya, di daerah Lembah Ujung tersebut, mayoritas masyarakatnya berasal dari Sulbar. Sehingga warganya, terutama para ibu-ibunya, kebanyakan memiliki keahlian dalam membuat makanan khas Sulbar seperti kalumpang, kukus, roda/lammang, putu-putu, kukus, lappa-lappa, katupa, buras, gogos, saballa (teripang), timbongang, pea saballa, atti jaleko, atti rara, suso, suso manu, kanuis bau tunu, bau peapi, cendol, sarabba, katto, ropis, dan katirissala.
“Untuk mempermudah mengelolanya, akhirnya kami buatkan satu wadah yang kami beri nama Forum Komunikasi Putra-Putri Sulbar,” ucap Syarif.
Terbukti, lewat adanya wisata kuliner khas Sulbar ini, sekarang sudah ada 22 pelaku usaha tetap yang berjualan di setiap evennya. Walau hanya mengandalkan dana dari swadaya masyarakat yang terbatas, namun dalam pelaksanaannya, antusias masyarakat cukup tinggi untuk berkunjung ke lokasi wisata kuliner itu.
“Di sela-sela kuliner, kami juga menampilkan musik-musik tradisional khas Sulbar. Selain memperkenalkan ke masyarakat, juga untuk menarik perhatian agar masyarakat bisa berkunjung ke sini (Lembah Ujung, Red.),” tutur bapak tiga anak itu.
Adapun tradisi lainnya yang juga sampai saat ini masih dilestarikan diantaranya tari-tarian tradisional khas Sulbar, pencak silat khas Sulbar, pembuatan miniatur kapal, serta permainan adu gasing tradisional. Permainan ini pun juga rutin dilaksanakan setiap dua bulan sekali.
Bahkan kini, mereka pun juga sudah memiliki komunitas yang diberi nama Komunitas Gasing Tradisional Bontang. Komunitas ini dibentuk sebagai wadah untuk menghimpun para pecinta dan pemain gasing-gasing tradisional di Bontang.
Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai PNS ini berujar, lewat adanya budaya maupun permainan yang rutin dilaksanakan ini, diharapkan eksistensi budaya Sulbar di Bontang dapat semakin dikenal oleh masyarakat serta dapat berjalan secara dilaksanakan secara terus menerus. (bersambung)
Tentang Syarifuddin S
Nama : Syarifuddin S
TTL : Mamuju, 2 Juni 1975
Alamat : Jalan Zamrud RT 53 nomor 64, Berebas Tengah
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Orang tua : Muhammad Sail (Alm) – Sahariah (Alm)
Istri : Nur Laila
Anak :
- Muhammad Saleh Arif
- Arif Maulana Akbar
- Angga Tri Wahyudi
- Muhammad Thoriq Al Farizi
- Adif Faris Maulana
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post