APA persamaan Virgin Island di Kabupaten Berau dengan Sungai Kanibungan di Kelurahan Guntung? Sama-sama “perawan”.
Bedanya, Virgin Island hanya perawan secara literal. Karena spot wisata itu toh telah dikenal luas oleh publik. Dia masuk dalam daftar must visit ketika hendak ke Berau.
Sementara Sungai Kanibungan? Benar-benar masih perawan. Belum terjamah. Publik masih awam. Banyak tak tahu. Bahkan di telinga warga Bontang itu sendiri.
Ini tak mengherankan. Karena spot yang satu ini memang tak mudah di akses. Pertama, karena medium untuk menjangkaunya hanya bisa menggunakan ketinting.
Kedua, lantaran lokasinya jauh dari permukiman penduduk. Ia tersembunyi. Jauh di tengah belantara hutan mangrove.
Ketiga, tentu saja, informasi tentangnya sangat terbatas.
Untuk menyentuh keindahan Kanibungan, publik dapat memulai perjalanan dari Pelabuhan Guntung. Di sana, biasa ada ketinting milik penduduk setempat yang siap mengantar. Adapun ketinting sejenis kapal kecil dengan kapasistas maksimal 10 orang.
Ke Kanibungan memang hanya bisa menggunakan ketinting. Tidak boleh kapal besar.
“Kalau kapalnya besar takutnya menyentuh dasar sungai. Juga agar tidak merusak ekosistem di sekitar sungai. Misalnya kapal kena rating pohon dan sebagainya,” ujar Ketua Lembaga Adat Kutai Bontang, Ismail Abdullah kala menemani awak media menjelajah Kanibungan, Senin (11/5/2020) sore.
Perlu diingat juga bahwa perjalanan menuju Kanibungan tak bisa dilakukan sembarang. Ada waktu khusus. Yakni awal dan akhir bulan penanggalan hijriah. Ini menjadi penanda bahwa air sungai sedang pasang.
Dari pelabuhan, penjelajahan dimulai dengan menyisir sungai Guntung. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 10 menit.
Sepanjang perjalanan ini, pengunjung bakal ditunjukkan tanda-tanda “pembangunan” masa depan. Ditandai dengan pembukaan lahan di sisi kiri-kanan sungai.
Sementara ada pula penampakan megahnya areal pabrik pupuk dengan corong-corong asap yang meninju langit.
Lepas penyusuran ini, tibalah di “persimpangan” sungai. Sisi kiri sungai mengarah ke Kanibungan (Destinasi penjelajahan). Sementara sisi kanan menuju Pulau Gusung.
Pun titik ini tak ubahnya benteng pemisah. kehidupan manusia dengan modernitasnya (ditandai dengan pabrik-pabrik). Dan keindahan alam yang masih perawan.
Tapi ketika masuk ke mulut Kanibungan, tanda-tanda modernitas itu tak ada. Sama sekali. Tak ada permukiman. Tak ada pembukaan lahan. Bahkan tak ada sampah plastik.
Yang ada hanya pesona alam. Minta dipuji tanpa titik dan koma. Lebatnya hutan mangrove yang menggoda. Batangnya tinggi menjulang. Rantingnya lebar. Rimbun dendaunannya yang diterpa angin tak henti memutar musik alam. Fauna khas hutan bakau pun ada. Semisal burung-burung. Bekantan. Semua minta perhatian, semua minta dipuji, di satu waktu.
Ditambahkan Ismail, sepanjang Sungai kanibungan juga kerap ditemui buaya muara. Sebabnya tempat ini belum bisa dibuka luas untuk publik.
Namun proyeksi menjadikannya destinasi wisata baru di Bontang sangat ada. Ini ditandai dengan kunjungan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Bontang ke Sungai Kanibungan beberapa waktu lalu. Dispopar juga meminta masukan dewan adat setempat, soal apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan Kanibungan.
“Belum dibuka untuk destinasi wisata. Tapi rencana ke sana sudah dibahas. Bahkan Dispopar sudah pernah tinjau langsung ke sini,” ujarnya kala penjelajahan ini berlangsung, Senin (11/5/2020) sore.
Bila ditotal, panjang sungai mulai pelabuhan hingga tiba di jantung Kanibungan ialah 2 kilometer. Total perjalanan pergi pulang ditempuh selama 1 jam. Ke Kanibungan 30 menit. Balik ke pelabuhan 30 menit.
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=4-_9AnLqiXI[/embedyt]
SEJARAH SINGKAT SUNGAI KANIBUNGAN
Berdasarkan catatan pengurus Lembaga Adat Kutai Kota Bontang, Darmawi dalam buku Asal Usul Guntung dan Erau Pelas Benua, kata “Kanibungan” sejatinya berasal dari nama perkampungan Kutai lama yang ada di Guntung sekitar tahun 1300-an. Adapun sisa-sisa keberadaan kampung ini masih terlihat di sekitar Komplek Rumah Adat Guntung (Rumah Bentong).
Aliran Sungai Kanibungan kala itu berdekatan dengan lokasi Perkampungan Kanibungan pula. Sungai itu menjadi sumber bagi werga untuk mencari ikan dan memperoleh air tawar. Sebabnya sungai dinamai sama dengan nama kampung itu: Kanibungan. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post